Alfie sedang berdiam diri dikamarnya. Ia berdiri didepan cermin sembari memandangi pantulan bayangannya dibalik cermin tersebut. Saat ini dirinya tengah berpikir keras mengingat kembali ingatannya yang hilang.
"Shane... Pria itu... Siapa dia sebenarnya?" Alfie benar-benar merasa penasaran dengan kebenaran apa yang sebenarnya ada dalam ingatannya yang hilang itu. Apa benar jika Shane merupakan orang yang menjadi bagian hidupnya sebelum dirinya mengalami amnesia. Itulah yang selalu Alfie pertanyakan dalam dirinya akhir-akhir ini.
'Aku merasa seperti ada kebenaran yang mereka sembunyikan dariku' batin Alfie yang kini mulai menaruh curiga pada orang-orang terdekatnya.
Alfie kembali menerawang berusaha mengingat-ingat memorinya yang tertidur dalam benaknya. Perlahan Alfie mulai mendapat titik terang. Beberapa ingatan masa lalunya mulai terbesit dalam kepalanya.
"Kau mau main basket tidak?",
"Dengan kacamata yang pecah seperti ini?",
"T-tapi kau masih bisa melihat dengan jelas, kan?"
"Lapangan basket itu..." ujar Alfie yang terus menerawang ingatannya.
"Aku akan membawamu ke sebuah tempat yang akan kita ingat untuk selamanya"
"K-kau melakukan semua ini seorang diri?"
"Sebuah makan malam... Dan... Danau..." ujar Alfie. Pikirannya terus menerawang kesana-sini. Perlahan Alfie melangkah mondar-mandir kesana kemari.
"Astaga, apa kau lupa? Kau kan juga hadir saat dipesta perayaan ulang tahun Shane malam itu. Lalu semuanya berubah menjadi pesta perjodohan. Dan Sovia adalah—",
"Malam ini, putraku yang bernama Shane Walker. Sang penerus Walker Company. Aku dan rekan bisnisku dari Manchaster, Tuan Hedger sang pemimpin Carlo Company. Kami bersepakat untuk menjodohkan putraku, Shane Walker dengan putrinya, Soviana Carlo malam ini juga",
Perlahan Alfie ingat saat dirinya tengah berlari meninggalkan sebuah pesta dengan berderai air mata. Kini perasaan yang tak karuan mulai menyelimuti hati dan pikirannya. Bingung, sedih, dan rasa ingin tau berkecamuk dalam benaknya.
"Dan kau tau apa yang lebih mengejutkan kami? Ternyata Dylan itu adalah sepupu dari Sovia Carlo",
Alfie pun berhenti membatu begitu mengingat perkataan dua orang gadis yang bertemu dengannya di bazar kemarin sore.
"Dylan..." ucap Alfie sembari melebarkan kedua matanya.
"Alfie?",
Tiba-tiba saja Alfie terlonjak kaget begitu seseorang menepuk bahunya dari belakang. Alfie pun segera membalikkan badannya.
"Huft... Bibi Anne. Kau membuatku terkejut" ujar Alfie yang masih merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat.
"Alfie? Ada apa?" bibi Anne melihat keringat dingin membasahi dahi Alfie.
"A-aku baik-baik saja. Ada apa?" pikiran Alfie masih sedikit menerawang ingatannya.
"Apa kau sakit? kenapa kau berkeringat?" bibi Anne mengambil tisu dari atas meja dan membersihkan dahi Alfie dari bulir-bulir keringat dinginnya.
"Aku baik-baik saja, bibi Anne" Alfie segera memberhentikan tangan bibi Anne yang tengah menyeka keringat Alfie dengan tisu.
"Apa kau yakin?" bibi Anne masih merasa khawatir pada Alfie.
Alfie sedikit mengerutkan dahinya lalu ia mengangguk mengiyakan.
"Ada apa bibi kekamarku? Apa bibi membutuhkan sesuatu?" tanya Alfie untuk mengalihkan rasa cemas bibi Anne padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident (The First)
RomanceTAMAT 23 November s.d 15 Desember 2017✍ [Book 1 of 3] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja saat Alfie tengah melewati jam kelasnya dengan menyendiri di aula basket, ia berkenalan dengan seorang siswa bernama Shane yang tak diketahuinya adalah p...