29#LBAS1

2.3K 306 35
                                    

Dylan baru saja tiba dirumahnya, ia merasakan ponselnya yang bergetar. Segera ia merogoh saku celananya dan melihat ada panggilan masuk dari bibi Anne.

"Selamat sore, bibi Anne?" Dylan dengan sopan mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Dylan. Bibi ingin bertanya, apa Alfie sudah kembali kerumah? Atau ia ada bersamamu?" suara bibi Anne terdengar agak khawatir.

"Aku baru saja mengantarnya pulang kerumah tadi, bibi Anne. Seharusnya ia sudah ada dirumah sejak setengah jam yang lalu" ujar Dylan. Kini perasaannya pun mulai merasa aneh.

"Alfie tak ada dirumah saat ini. Aku tak tau ia pergi kemana. Saat aku menelponnya, ia tak mengangkat panggilan dariku" suara bibi Anne terdengar sangat mencemaskan keadaan Alfie dari dalam telepon.

"Apa? Bagaimana bisa? Sebentar, bibi. Aku akan menelpon teman-temanku yang lain. Mungkin saja Alfie kembali pergi bersama dengan Benny dan yang lainnya" Dylan berusaha untuk membuat bibi Anne agar tetap tenang.

"Dylan, bibi mohon agar kau menolongku untuk membawa pulang Alfie ku segera. Aku takut jika ia bertemu dengan Shane dan kemudian anak itu kembali melukai Alfie" bibi Anne meminta bantuan Dylan untuk segera menemukan Alfie.

"Baik bibi. Itu tidak mungkin. Bibi tenang saja dan percaya padaku. Aku akan menemukan Alfie segera dan membawanya kembali kerumah. Aku akan menelpon Benny dan yang lainnya terlebih dulu. Bibi tenang saja" Dylan segera menutup panggilan tersebut dan menelpon semua teman-teman sekolahnya yang ia kenal.

Namun tak ada satu pun dari mereka yang bersama Alfie. Begitu juga dengan Benny, Ryan dan Ramsey. Kini Dylan mulai menaruh curiga pada orang yang berusaha ia jauhkan dari Alfie.

"Shane... Kuharap bukan kau yang membawa Alfie pergi" Dylan merasa geram lalu ia memakai helmnya kembali dan segerea menaiki motornya.

*****

Sovia yang kini sedang bersama nyonya Alba diruang keluarga, keduanya sedang memilih-milih gaun desainer ternama dari sebuah majalah fashion.

"Sepertinya gaun berwarna biru ini tampak elegan, bibi" ujar Sovia yang merasa suka dengan gaun yang ada dimajalah tersebut.

"Sepertinya warna merah terlihat lebih anggun untuk kau kenakan. Sesuai dengan warna kulitmu dan wajahmu yang cantik" nyonya Alba tengah memuji keanggunan paras Sovia.

"Bibi bisa saja. Ngomong-ngomong kenapa Shane belum kembali juga ya? Seharusnya ia sudah kembali dari sekolahnya sejak satu jam yang lalu" Sovia mulai bertanya-tanya keberadaan jodohnya itu.

"Mungkin ia sedang dijalan. Kita akan menunjukkan gaun-gaun ini padanya. Mungkin saja Shane memiliki warna pilihannya yang ia suka untuk gaunmu" ujar nyonya Alba yang juga tak sabar untuk menanti kedatangan putranya kembali kerumah.

Tiba-tiba saja Dylan yang baru saja tiba dirumah nyonya Alba, segera menghampiri mereka diruang tengah dengan tergesa-gesa.

"Dylan? Ada apa? Kenapa kau terlihat panik seperti itu?" nyonya Alba dan Sovia pun langsung bangkit berdiri dari atas sofa.

"Bibi, apa Shane ada dirumah saat ini?" tanya Dylan dengan cepat.

"Tidak, dia belum kembali dari sekolahnya" ujar nyonya Alba. Beliau dan Sovia merasa bingung kenapa Dylan menanyakan keberadaan Shane saat ini.

"Hei, memangnya ada apa? Kenapa kau terlihat seperti mencemaskan seseorang saat ini?" Sovia menimpali.

"Aku baru saja mendapat kabar jika Alfie tak ada dirumahnya saat ini. Dan sekarang Shane juga tak ada dirumah saat ini. Aku sudah menelpon semua teman-temanku dan tak satu pun dari mereka yang sedang bersama Alfie. Aku curiga Shane lah yang membawa Alfie pergi bersamanya" jelas Dylan dengan cemas.

"Apa? Shane membawa Alfie pergi?! Lalu kau ini bagaimana? Kau bilang kau bisa membuat Alfie menjauhi Shane dan begitu juga sebaliknya. Dasar sepupu tak berguna!" Sovia merasa kesal dengan Dylan yang gagal mengawasi Alfie agar tak kembali bertemu dengan Shane.

"Hei! Jaga mulutmu! Seharusnya kau yang menjadi calon tunangannya juga bisa mengawasinya agar tak berkeliaran mencari mantan kekasihnya diluar sana!" Dylan berbalik ketus pada Sovia.

"Sudah, sudah. Kenapa kalian jadi berkelahi?" nyonya Alba melerai keduanya. "Dan untukmu Dylan, maaf. Alfie bukanlah mantan kekasih putraku. Aku tak pernah merestui hubungan keduanya!" tekan nyonya Alba.

"Dylan, sekarang juga kau cari Shane dan Alfie. Temukan mereka segera. Jangan sampai Alfie kembali mengingat Shane dan mengenalinya. Bibi tak mau jika mereka kembali bersatu!" perintah nyonya Alba pada Dylan.

Dylan pun berpikir sejenak kemana kira-kira Shane membawa Alfie pergi.

"Kenapa kau melamun?!" bentak Sovia pada Dylan.

"Aku sedang berpikir! Jadi diam lah nona cerewet!" Dylan berbalik membentak Sovia.

"Dasar sepupu tak berguna!" maki Sovia.

"Aku tau! Aku akan segera menyusul kesana!" ujar Dylan dengan cepat. Ia segera berlalu dari hadapan nyonya Alba dan Sovia.

"Hei! Kau mau kemana?!" seru Sovia yang mengejar Dylan kedepan. "Dylan! Kau mau menyusul mereka dimana?!" seru Sovia lagi.

"Kau ini cerewet sekali! Aku sedang berusaha untuk membawa calon tunanganmu kembali! Jadi tutuplah mulutmu itu dan jangan banyak tanya!" Dylan benar-benar jengkel dengan Sovia.

"Jika kau tidak bisa membawa Shane kembali padaku. Ingat, uang yang kau minta untuk berlibur ke Eropa tak akan pernah kuberikan!" ancam Sovia.

"Kau hanya bisa mengancam dan mengancam! Baiklah, aku akan membawa kembali calon tunanganmu yang sialan itu!" Dylan merasa muak sekali harus ikut campur dalam hubungan asmara antara Alfie, Shane dan Sovia. Namun ia terpaksa melakukannya agar cita-citanya berlibur ke Eropa bisa terlaksana dengan uang ratusan ribu Dollar.

"Jaga mulutmu, Dylan! Shane adalah calon tunanganku! Kau harus cepat menemukan Shane dan menjauhkan Alfie segera darinya!" Sovia merasa kesal sekali pada kejadian ini.

Dylan pun tak ingin membuang-buang waktunya bersama gadis menyebalkan ini. Ia segera memakai helmnya dan menaiki motornya. Lalu segera pergi menyusul Alfie dan Shane.

"Kita lihat saja, Alfie. Dirimu kini tak lagi mengingat Shane. Biarkan Shane jatuh kedalam pelukanku. Karena akulah satu-satunya orang yang pantas mendampinginya" ujar Sovia pada dirinya sendiri. Dirinya benar-benar licik.

Baik nyonya Alba maupun Sovia sangat senang bukan kepalang begitu mendengar kabar bahwa Alfie mengalami amnesia. Terlebih lagi saat Dylan mengabari jika Alfie kemungkinan besar tak akan lagi mengingat Shane karena ia berupaya untuk mengubur dalam-dalam ingatan Alfie mengenai Shane. Bahkan ketiganya sempat merayakan hal itu dengan makan malam bersama di rumah Sovia tanpa diketahui oleh Shane.

Love By Accident (The First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang