Shane tertawa seperti orang tak waras karena ia berhasil membuat ibundanya shock menjerit ketakutan. Ia menembakan peluru pistol tersebut kearah langit-langit kamarnya.
Nyonya Alba yang mendengar suara tawa Shane segera membuka kedua telapak tangannya yang menutupi wajahnya.
"S-Shane?! Apa kau sudah gila?! Putraku benar-benar gila!" nyonya Alba benar-benar tak percaya melihat Shane yang bertingkah bagaikan orang sakit jiwa.
"Ya! Aku gila! Aku memang benar-benar gila saat ini!" Shane membentak dengan rasa depresi yang ia luapkan, "sekarang berikan kunci mobilku! Jika tidak aku akan benar-benar menghabisi nyawaku sendiri!" Shane kembali mengancam ibundanya.
Para pelayan dan bodyguard nyonya Alba masuk ke kamar Shane setelah mendengar suara tembakan dari dalam ruangan ini.
Shane langsung mengarahkan pistolnya pada kedua bodyguard ibundanya yang reflek membuat mereka juga mengarahkan pistol mereka pada Shane.
"Jatuhkan pistol kalian! Jangan ada yang menembak putraku!" bentak nyonya Alba pada kedua bodyguardnya. Mereka pun langsung menuruti perintah tersebut.
Shane kembali menempelkan ujung pistol tersebut pada sisi dahinya. Shane menatap ibundanya dengan tatapan tajam.
"Berikan padaku atau aku akan-",
"Baiklah!" ibundanya memotong ancaman Shane tersebut, "ibu akan memberikannya padamu!" nyonya Alba segera merogoh saku celananya.
"Lemparkan kunci itu padaku" ujar Shane begitu ia melihat ibundanya memegang kunci mobilnya tersebut.
Nyonya Alba pun menuruti permintaan putranya tersebut. Ia melemparkan kunci mobil tersebut tepat dibawah kaki Shane. Lalu Shane memungutnya. Kemudian ia mengambil jaketnya dan mengenakannya. Lalu dengan ujung pistol yang terus ia arahkan disalah satu sisi dahinya, Shane berjalan keluar kamar.
"Jangan ada yang berani mendekat atau mengikutiku. Jika tidak satu peluru dalam pistol ini akan benar-benar menembus isi kepalaku" ujar Shane penuh ancaman.
Shane pun segera berlari kebawah menuju garasi untuk mengambil mobilnya.
"Biarkan dia pergi" nyonya Alba memerintahkan para bodyguard dan pelayannya agar membiarkan Shane keluar dari dalam rumah ini. Beliau tak ingin jika Shane bertindak lebih gila lagi.
Salah satu bodyguard nyonya Alba memberitahu perintah tersebut pada penjaga gerbang melalui walkie-talkie.
Shane mengeluarkan mobilnya dari dalam garasi. Ia pun segera menancapkan gas meninggalkan pekarangan rumahnya. Mobilnya langsung melaju kencang karena pintu gerbang sudah dibukakan lebih dulu oleh para penjaga yang berjaga didepan.
Shane mengendarai mobilnya dengan laju yang cukup tinggi. Ia menuju kerumah sakit tempat Alfie dirawat. Walaupun ia tak tau apakah Alfie masih berada disana. Namun ia sangat ingin menemui Alfie. Ia benar-benar nyaris gila karena terus - menerus dihalangi oleh ibundanya untuk bisa bertemu dengan Alfie.
Sudah hampir dua minggu Shane dikurung didalam rumah. Ia juga selalu disuntikan obat penenang begitu ia mulai bersikap agresif. Hal itu membuat dirinya merasa tertekan dan depresi. Ia tak sabar untuk sampai dirumah sakit tempat Alfie dirawat. Shane semakin melajukan dengan cepat mobil yang dikendarainya.
Begitu ia sampai dirumah sakit tersebut, Shane langsung menanyakan ruangan tempat Alfie dirawat pada seorang perawat yang tengah berjaga.
"Selamat sore, apa ada yang bisa kubantu?" sapa perawat tersebut.
"Apa pasien yang bernama Alfie masih dirawat disini?" tanya Shane yang penasaran.
"Sebentar" perawat tersebut melihat daftar nama pasien dikomputernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident (The First)
Roman d'amourTAMAT 23 November s.d 15 Desember 2017✍ [Book 1 of 3] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja saat Alfie tengah melewati jam kelasnya dengan menyendiri di aula basket, ia berkenalan dengan seorang siswa bernama Shane yang tak diketahuinya adalah p...