Aku menghapus air mataku, tangisanku semakin keras melihat apa yang terjadi dengan sang wanita yang ada di sinetron itu. Dia dijambak, dipukul bahkan diinjak oleh suaminya, wanita itu layaknya maling sendal swallow yang tertangkap massa— babak belur tanpa diberikan waktu untuk menjelaskan.
Aku membuang tisu yang baru kugunakan, entah itu tisu ke berapa yang aku buang. Aku tak peduli dengan tisu yang kini berserakan dimana-mana, aku hanya ingin menangis meskipun tanpa alasan yang jelas. Kelakuanku semakin aneh akhir-akhir ini, aku kadang ingin marah, kadang ingin menangis bahkan kadang aku merindukan Radit.
Aku tak percaya, aku merindukan pria itu. Aku pasti diguna-guna, mana mungkin aku merindukan Radit hingga mirip orang stres seperti ini. Aku memakai parfumnya, shamponya, bahkan boxernya kadang. Aku gila, ada yang salah denganku...
Radit sudah dua minggu meninggalkanku dan selama seminggu ini, ia jarang sekali memberi kabar, jika dulu satu hari sekali maka sekarang bisa dua hari sekali itupun di malam hari saat tubuhku sudah lelah dan tak berdaya lagi. Aku mudah sekali lelah padahal aku tak melakukan apapun seharian.
Memikirkan Radit membuatku kembali teringat akan kata-kata misterius yang Alex ucapkan. Alex justru tertawa setelah melihat ekspresi penasaranku, ia bilang ia hanya menggodaku saja. Dia memang kurang ajar.
"Mela! Kau sudah lihat berita?" Caca berteriak dari arah dapur. Aku memintanya menginap di sini sampai Radit pulang dan untung dia bersedia meskipun aku harus memberikan sesajen berupa cokelat dan makanan manis lainnya.
"Berita apa?"
Caca duduk di sebelahku, ia menyodorkan ponselnya, memintaku untuk melihat sendiri. Begitu aku membaca deretan kalimat yang tertulis di akun gosip itu hatiku terasa panas bahkan sampai menyebar ke seluruh tubuhku.
Aku meremas ponsel Caca seolah ini semua salah benda mati itu. Jika di sini ada ulekan, sudah aku ulek iphone ini hingga tak berbentuk.
"Eh, itu belinya mahal, enak aja mau dibanting!" Caca segera merebut ponselnya dari tanganku. Padahal aku tadi sudah berancang-ancang untuk melempar benda itu ke lantai, sayang kekesalanku tak jadi tersalurkan. Sebagai ganti aku meremas bantal sofa yang ada di sebelahku.
"Aku tidak tahu kalau suamimu pernah berpacaran dengan artis terkenal," ujar Caca.
'Aku juga tidak tahu' batinku.
Aku kembali mengingat berita yang baru aku baca. Aku kesal, marah, murka, ingin memukul Radit bahkan aku ingin menceraikannya saat ini juga.
Angelica Franita kembali menjalin hubungan dengan Raditya Bramasta?
Itulah judul yang aku baca tadi. Aku tahu siapa itu Angelica, dia artis yang sedang naik daun saat ini, aktingnya sebagai tokoh protagonis di sebuah sinetron berhasil memikat banyak orang. Bahkan kemarin, aku membaca berita bahwa ia akan main film. Jika kemarin aku biasa saja dengannya, maka sekarang aku telah menjadi haters nomor 1 nya.
Foto-foto mesra suamiku dan Angelica juga terpampang di akun gosip itu. Radit terlihat memeluk Angel yang tersenyum lebar. Foto itu sepertinya diambil di pantai, dilihat dari latarnya.
Pelakor oh pelakor, kenapa kau menghampiri hidupku yang damai ini?
Aku semakin dibuat panas dengan artikel yang menyatakan bahwa mereka dulu adalah pasangan kekasih, entah apa yang membuat hubungan cinta yang dirajut satu tahun itu kandas karena aku tak menemukan informasi itu di artikel yang tadi kubaca. Artikel itu begitu singkat tapi mampu menusuk hatiku yang lembut dan rapuh ini. Siapa yang menulis artikel itu? Kenapa tak menuliskan bahwa Radit telah beristri?! Setidaknya aku memiliki pasukan netizen nanti.