Sikap lo itu kayak bunglon!
Awalnya jutek, cuek, tapi bisa berubah kapan pun yang lo mau untuk jadi lembut, dan perhatian.👟👟👟
Hanna berjalan di koridor sekolah menuju parkiran sepedah di temani oleh Doni. Bel sekolah sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu.
"Mana nih orang yang suka gangguin lo, tumben gak keliatan" ujar Doni.
"Kenapa lo nanyain dia, kangen? Haha" jawab Hanna.
"Sialan lo"
"Haha, bercanda. Lagian tumben nanyain tuh orang"
"Ya kan biasanya gangguin lo bae, bikin jengkel aja" ucap Doni.
"Ya udah deh, gue duluan ya" Hanna menaiki sepedahnya.
"Hati-hati, Han"
"Lo juga, bye" Hanna mengayuh sepedahnya menjauh dari sekolah.
Hanna ngayuh sepedahnya dengan santai, sambil bersenandung kecil.
"Na-na-na-na-na" Hanna terus bersenandung.
Tak sengaja, Hanna melihat keributan di gang kampung yang cukup sepi.
Dilihatnya anak yang sama-sama memakai seragam sekolah, anak SMA, sedang ribut di gang tersebut.
Ada dua orang anak yang sudah babak belur.
"Woyyyy!!!!" Triak Hanna untuk mengudahi perkelahian itu.
Dilihatnya wajah Hanif, ia sedang memegang kerah baju lawannya, dengan wajah yang sudah terkena bogeman.
Hanif menoleh ke arah Hanna,
"Cabut bro, cabut" ujar orang yang sedang berhadapan dengan Hanif, ia mendorong Hanif hingga jatuh dan lari pergi.
Hanif terduduk di jalan aspal itu, ia melirik Hanna sebentar lalu merogok kantongnya dan mengambil sebatang rok*k dan korek, ia pun menyalakan rok*k tersebut.
Hanna melihat itu kaget dan langsung menghampiri Hanif.
"Lo gila ya!" Hanna mengambil rok*k itu lalu membuang dan mematikannya.
"Apa urusan lo?" Jawab Hanif.
"Apa urusan gue? Lo bener-bener gila! Liat muka dan tangan lo itu! Mana temen lo? ayo ikut gue!" ujar Hanna panjang.
"Lo peduli sama gue? Lo suka sama gue?" Tanya Hanif enteng.
"Ngaco lo! Gue peduli karna gue kesian sama lo! Liat keadaan lo kayak gini, menurut lo sebagai sesama mahkluk hidup gue harus biarin aja orang yang lagi babak belur kayak lo ini?" Jelas Hanna.
"Haha, gue gak butuh rasa iba lo itu! Gue gak butuh ceramah panjang lo itu! Dan lo gak usah sok khawatir tentang memar-memar gue ini!" Hannif menyalakan rok*k yang baru saja ia keluarkan dari kantong celananya.
Hanna mengeluarkan kotak P3K dari dalam tasnya, kebetulan hari ini ia membawa kotak P3K itu.
Hanna membuang rok*k Hanif lagi,
"Gak usah banyak omong, lo diem aja!" Hanna mengeluarkan alkohol dari kotak P3Knya.Dengan berlahan ia membersihkan darah yang ada di wajah Hanif. Hanif diam tanpa sedikit suara pun, ia memperhatikan wajah Hanna yang sedang serius membersihkan lukanya.
Tanpa berkedip sama sekali, dan jantungnya pun berdebar.
"Kenapa lo cantik banget si, Han" batih Hanif."Gausah liatin gue gitu!" pipi Hanna memerah saat berkata seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy girl
Fiksi Remaja"Ups, sorry gue gak sengaja" Hanna menghampiri Hanif yang sedang memegang 'anu'nya. "Alah, gak sengaja tapi niat kan?!" Hanif menaikkan suaranya dua oktaf. "Gue udah bilang, gak sengaja! paham gak si!" Hanna mengambil bolanya lalu pergi meninggalkan...