Kemarin itu rasanya seperti mimpi, sampai Hanna tidak ingin terbangun dari tidurnya..
"HANNAAAAA! BANGUN!" Bunda mengedor-gedor pintu kamar Hanna.
Suara bunda, membuat Hanna terbangun.
"Iya bun, udah bangun" sahut Hanna.Hanna bergegas mandi, lalu memakai seragamnya. Tak samapai 20menit Hanna sudah rapi dengan seragamnya.
"Selamat pagi Bun, Yah" sapa Hanna.
"Pagi sayang"
"Oh iya Yah, denger-denger besok bang Kevlar pulang ya?" Tanya Hanna.
"Iya sayang, besok dia udah liburan" ujar Ayah sambil menyeruput kopinya.
"Hmmm, ya udah aku berangkat sekolah ya, Yah, Bun. Assalamualaikum" Hanna tak lupa mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Hanna berjalan ke arah garasi dan mengambil sepedahnya. Ia mengayuh dengan santai, sampai akhirnya ia teringat kejadian kemarin, harinya bersama Hanif.
Hanna bengong di tengah jalan sampai-sampai..
TINNNNNNN~
Klakson mobil terdengar sangat panjang, menyadarkan Hanna dari lamunannya.
"Astagfirullah, maaf pak" ujar Hanna kepada mobil itu.
Seseorang yang mengendarai mobil itu membuka kaca jendelanya.
"Hanif?" Hanna terkejut.
"Lo gak apa?" Tanya Hanif.
"Makanya kalo jalan tuh jangan banyak hayalan, hampir aja lo mati" sahut seseorang yang berada di samping kirinya.
Kalian pasti tau siapa dia.
"Sorry ya, gue gak sengaja. Gue duluan, bye" Hanna melanjutkan perjalanannya.
Setelah Hanna melihat Zara, ia jadi ingat akan sesuatu yang bisa saja sekarang terjadi. Pikirannya sudah bukan tentang kemarin ia bersama Hanif, pikirannya kacau dan khawatir akan Hanif saat ini.
"Apa yang akan terjadi nanti?" Cemas Hanna.
**
Hanna sudah berada di sekolah, Doni dan Vani sudah menunggu kehadiran Hanna.
"Haii" sapa Hanna lemas.
"Lo kenapa, Han?" Tanya Doni.
"Gue gak kenapa-kenapa" ujar Hanna yang baru saja duduk di kursinya.
"Udah sarapan?" Tanya Doni lagi.
"Udah kok, kalian udah sarapan?" Tanya Hanna balik kepada Doni dan Vani.
"Udah" jawab Vani dan Doni bersamaan.
"Ada pr gak?" Tanya Hanna.
"Free" sahut Vani.
"Selamat pagi my incesss" teriak seseorang di ambang pintu.
Hanna, Vani, dan Doni menoleh ke arah pintu. Dan benar saja itu suara Jaka untuk Vani.
"Kok gue geli ya" ujar Vani.
"Haha, pacar lo sendiri anjir" ujar Hanna.
Hanna sedikit lupa akan masalah tadi, dan ia cukup terhibur dengan kedatangannya Jaka dan Viko.
"Hallo Hanna" sapa Viko.
"Hulla" jawab Hanna tersenyum lebar.
"Jadi gimana penampilan gue, ada yang beda gak?" Tanya Jaka.
"Gak ada yang berubah ah" ujar Hanna.
"Yah, kalo menurut kamu gimana sayang?" Ujar Jaka sambil menaik turunkan kedua alisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy girl
Novela Juvenil"Ups, sorry gue gak sengaja" Hanna menghampiri Hanif yang sedang memegang 'anu'nya. "Alah, gak sengaja tapi niat kan?!" Hanif menaikkan suaranya dua oktaf. "Gue udah bilang, gak sengaja! paham gak si!" Hanna mengambil bolanya lalu pergi meninggalkan...