Seandainya....
Sang waktu dapat mengerti,
Takkan ada rindu yang trus mengganggu,
Kau akan kembali... Bersamaku...Hanna bersenandung kecil di dalam kelas, gara-gara tragedi tadi pagi Hanna tidak ingin keluar kelas kecuali bel pulang.
Entah apa yang membuatnya tetap di dalam kelas, walaupun jam istirahat sedang berlangsung.
"Gue juga rindu" Kejut Gaga yang tiba-tiba muncul.
"Eh gagak, tumben lo kesini. Ada apa?" Tanya Hanna ketika Gaga sudah duduk di depan Hanna sambil menatapnya.
"Gue liat lo sendirian jadi gue mau nemenin lo" ujar Gaga.
"Gak usah, lo ke kantin aja gih. Ini kan jam istirahat" ujar Hanna sambil melipat tangannya di atas meja.
"Tenang aja, gue udah nyiapin- JENG JENG JENG" Gaga mengeluarkan roti dari balik punggungnya.
"Waww, sulap lo ya?" Hanna terpesona.
"Haha, sa ae lo ah. Nih buat lo satu, gue satu" Gaga memberikan rotinya kepada Hanna.
"Tangan lo?" Tanya Gaga sambil memperhatikan Hanna.
"Ah, ini udah gak apa" ujar Hanna.
"Han,
"Iya?" Hanna menatap Gaga.
"Kenapa?" Tanya Gaga.
"Kenapa apanya?" Tanya Hanna balik.
"Kenapa lo bisa secantik iniiiiii" ujar Gaga dengan nada lebay.
"Anjir gue kira apaan, biasa aja sih" Hanna menggibaskan rambutnya.
"Sialan! Mata gue bisa rusak nih" Gaga mengucek-ucek matanya.
"Haha, lebay deh" Hanna memukul pelab bahu Gaga.
"Udah lama banget kayaknya kita gak sedeket ini" ujar Gaga memandang kosong kedepan.
"Hmmm,
"Terakhir kita deket tuh pas sparingan, abis itu good bye" ujar Gaga tersenyum miris.
"Masalalu biarlah masalalu" Hanna bersenandung.
"Haha, anjir lo" Gaga mencubit pipi Hanna.
"Sekali lagi gue tampol lo!" Ancam Hanna sambil mengusap pipinya.
"Gak tau kenapa setiap lo ngomong itu gue bawaannya mau ketawa mulu" Gaga nyengir-nyengir gak jelas.
"Ya emang pada dasarnya gue ini lucu sih ya" ujar Hanna percaya diri.
"PD banget lo" Gaga menempeleng kepala Hanna lalu kabur.
"Eh, sialan!" Hanna mengejar Gaga.
Gaga tau kalau Hanna itu paling tidak suka kepalanya di tempeleng katanya sih bisa bikin dia bodoh.
"Gaga kampret!!!!!!!" Teriak Hanna memanggil.
Damp! Hanna kan tidak mau keluar kelas kecuali bel pulang, tapi Gaga sudah membuatnya keluar kelas sekarang!
Hanna berhenti tepat di hadapan Hanif dan Zara. Entah apa yang membuatnya berhenti, seketika melihat Hanif kakinya menjadi kaku.
Gaga kembali dan menghampiri Hanna.
"Hanna!" Gaga merangkul Hanna.
Hanif terkejut melihat itu.
"Masa udahan sih ngejar gue nya" Gaga masih merangkulnya.
Tubuh Hanna kaku, bibirnya beku hingga ia tak bisa berbicara apapun.
"Well, Hanif lo liat kan sekarang dia gimana? Hmm" Zara memancing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy girl
Novela Juvenil"Ups, sorry gue gak sengaja" Hanna menghampiri Hanif yang sedang memegang 'anu'nya. "Alah, gak sengaja tapi niat kan?!" Hanif menaikkan suaranya dua oktaf. "Gue udah bilang, gak sengaja! paham gak si!" Hanna mengambil bolanya lalu pergi meninggalkan...