"Hannaaaaaa,
Saat pelajaran pertama tadi, mata Hanna berat sekali rasanya ia ingin tertidur. Guru yang ada di depan sedang sibuk dengan ponselnya, kesempatan untuk Hanna tertidur di kelas.
"Han-han bangun!!!" Ujar Doni.
"Hah apa-apa?" Hanna seperti orang mengigau.
"Bangun, lo bisa kena hukum nanti" ujar Doni khawatir.
"Iyaaa" Hanna langsung bangkit dari posisinya dan meminta izin ke toilet.
Ia berjalan sendirian, sedangan mata masih setengah sadar.
Saat di tengah perjalanan Hanna mendengar seseorang sedang berbicara. Hanna penasaran, ia mengerjapkan matanya berkali-kali.
Seseorang sedang menelpon di balik dinding, seperti orang sedang mengumpat-ngumpat.
Siapa dia? Batin Hanna.
Iya, Pah. Hari ini aku bakalan jalanin rencana besar kita, aku akan memancing Hanif untuk terus bersamaku.
Zara, apa rencana dia? Batin Hanna bertanya-tanya.
Zara menutup telponnya lalu keluar dari tempat ia bertelepon tadi. Berjalan dengan mengumpat-ngumpat.
Hanna pun keluar dari tempat persembunyiannya.
"Apa yang dia rencanakan? Rencana besar apa? Shitt!" Umpat Hanna.
Hanna melanjutkan perjalanannya ke toilet, ia membasuh mukanya dan terus memikirkan apa yang akan di lakukan Zara kepada Hanif?
"Sialan!" Hanna meninju keramik wastafel.
Hanna kembali ke kelaa setelah menbasuh mukanya, Hanna tersenyum lebar kepada teman-temannya untuk menyembunyikan kecemasannya terhadap Hanif.
"Lama banget, berak lo ya?" Tanya Vani.
"Anjir ya kali gue berak di sekolah" Hanna duduk kembali ke kursinya.
Bel istirahat berbunyi sangat panjang, anak-anak keluar dari kelasnya dan menuju tempat tujuan masing-masing.
Hanna, Doni dan Vani berjalan ke arah kantin, Hanna mencari keberadaan Hanif dan Zara tapi belum terlihat.
Hanna duduk disalah satu bangku kosong, dan tepat saat Hanna duduk Hanif dan Zara berjalan bergandengan memasuki kawasan kantin.
Hanif duduk tidak jauh dari meja Hanna, Hanna berniat untuk mengampirinya.
"Hai" sapa Hanna.
Hanif menoleh, "Hanna?"
Hanna duduk disamping Hanif, Zara membawa makanan dan duduk di samping kanan Hanif.
"Ngapain lo?" Sinis Zara.
"Nip, gue punya permintaan terakhir sama lo-
"Apa? Kenapa yang terakhir?" Hanif mengerutkan alisnya.
"Temenin gue jalan hari ini ya" pinta Hanna.
"Hmmm,
"Gak!" Cegah Zara.
"Apaan si lo! Gue gak ngomong sama lo ya" ujar Hanna.
"Kali ini gue ngiyain lo, Na" ujar Hanif.
"Tapikan, kita-
"Kita kan bisa lain kali jalannya, lagian juga ini permintaan terakhir dia" ujar Hanif.
Demi lo, Nip Hanna tersenyum miris ke arah Hanif.
"Oke, nanti pulang sekolah gue ke kelas lo ya" ujar Hanna lalu pergi.
"Ih, Hanif kok lo seenaknya ngebatalin janji lo sama gue?" Zara melipat kedua tangannya di depan dada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy girl
Fiksi Remaja"Ups, sorry gue gak sengaja" Hanna menghampiri Hanif yang sedang memegang 'anu'nya. "Alah, gak sengaja tapi niat kan?!" Hanif menaikkan suaranya dua oktaf. "Gue udah bilang, gak sengaja! paham gak si!" Hanna mengambil bolanya lalu pergi meninggalkan...