Hanna berjalan menyusuri koridor, dengan tudung baju hoodie di kepalanya yang belum ia turunkan.
"Hannaaa" panggil Vani sambil berlari.
"Eh, hai. Tumben baru dateng" ujar Hanna.
"Iya nih, gue sedikit kesiangan tadi"
"Ohh, temenin gue ke toilet dulu yuk" ajak Hanna.
"Ayo deh"
Mereka berdua berjalan ke arah toilet wanita.
Setelah sampai Hanna melepaskan baju Hoodienya itu."Loh, loh. Jidat lo ngapeh?" Tanya Vani.
"Jatoh"
"Dimana? Kapan? Sama siapa?" Rinci Vani.
"Lupa, kemarin, orang" jawab Hanna satu-satu.
"Gila, trus lo gak apa? Masih sakit gak?" Tanya Vani lagi.
"Masih perih sih, trus sedikit bikin gue pusing" ujar Hanna.
"Lo gak hati-hati sih, kalau ada apa-apa langsung ke UKS aja ya" saran Vani.
"Gue gak selemah itu" jawab Hanna tegas.
"Iya deh iya"
Hanna berjalan mendahului Vani,
"Lo gak bareng Jaka?" Tanya Hanna.
"Gak, dia kesiangan juga. Jadi gak bisa jemput"
"Ohh gitu,
"Kalo lo? Hanif?"
"Jangan tanya dia, gue lagi males" jawab Hanna mempercepat langkahnya.
"Kenapa?"
Hanna hanya mengangkat kedua bahunya. Seakan ia tak tau karna apa ia marah.
Sesampainya di kelas, ia langsung duduk dan menopang dagu dengan kedua tangannya.
"Lo gak apa?" Tanya Doni yang melihat Hanna langsung duduk dan diam.
"Gak apa, thanks ya" ujar Hanna sedikit menoleh.
"Untuk?" Binggung Doni.
"Kemarin lo yang masang perban di kepala gue kan?" Tanya Hanna.
"Yah, bunda gak bisa di ajak berahasia sih. Padahal gue kan minta bunda buat gak kasih tau" ujar Doni sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Oh, jadi lo mau main rahasia-rahasian?"
"Ya gak gitu,
"Btw, lo kemarin capek banget ya?" Tanya Hanna.
"Hmmm, mungkin"
"Kemarin gue ke rumah lo, eh lo-nya udah tidur" ujar Hanna.
"Emang iya apa? Kok gue gak tau?" Tanya Doni.
"Gue langsung pulang, gue cuma mau nanya keadaan lo" ujar Hanna jujur.
"Asik khawatir sama gue ya?" Goda Doni.
"Jangan GR!"
"Haha, malu gitu sih"
KRINGGGGG
"Ah bel, udah sono lu" ujar Hanna.
"Sono kemana? Efek jatoh jadi pikun"
"Sialan,
"Hahaha"
Guru masuk dan anak-anak mengikuti pelajaran dengan hikmat.
**

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy girl
Fiksi Remaja"Ups, sorry gue gak sengaja" Hanna menghampiri Hanif yang sedang memegang 'anu'nya. "Alah, gak sengaja tapi niat kan?!" Hanif menaikkan suaranya dua oktaf. "Gue udah bilang, gak sengaja! paham gak si!" Hanna mengambil bolanya lalu pergi meninggalkan...