Chapt-30

82.3K 3.6K 91
                                    

"Ahhh jam berapa sekarang?!!!!" Hanna meloncat dari kasurnya.

Akibat tidak ada orang di rumah dan lupa nyalain alarm, Hanna terlambat bangun dan 25menit lagi bel sekolah berbunyi, sedangkan Hanna baru saja bangun dan pergi mandi.

Setelah mandi Hanna langsung bergegas memakai seragamnya dan menguncir asal rambutnya.

Ia mengambil sepedah dari garasinya, dan mengayuh dengan sangat cepat.

10menit lagi gerbang akan di tutup, sedangkan Hanna masih membutuhkan waktu 15menit untuk sampai ke sekolah.

Hanna terus mengayuh hingga akhirnya terlihat gerbang sekolah yang mau di tutup tentunya.

Pakkkkkk tunggu.....

Hanna terus berteriak berulang-ulang kali, tapi satpamnya tidak mendengar.

Dan akhirnya Hanna sampai dengan keadaan gerbang baru saja di tutup.

"Yah pak, bukain dong. Saya telat semenit doang" ujar Hanna.

"Aduh gak bisa neng, tunggu perintah ya neng" ujar pak satpam.

"Tega banget si pak" Hanna berdiri di depan gerbang sampai akhirnya Kepsek datang.

"Kenapa kamu telat?"

"Sa-

"Gak usah di jawab, saya udah tau jawabannya"

Tadi nanya, kalo gak di jawab gak sopan. Pas mau di jawab malah suruh diem. Nyebelin banget!

"Bukain pak, biar dia dihukum di lapangan"

Hanna masuk dan di suruh berdiri di tengah lapangan hingga bel istirahat.

Hanna kok telat sih? Teriak Jaka yang sedang berlalu di koridor.

"Kesiangan Ka" ujar Hanna berteriak.

Gue duluan ya, bye. Jaka melambaikan tangannya.

Hanna teringat pembicaraan Zara kemarin, dia harus terus mempertahankan Hanif.

Tepat sekali hari ini kelas Hanif ada pelajaran olahraga. Hanna sedikit meminggir karna lapangan ingin dipakai.

Han, kok di hukum sih?

Sayang nanti kamu kepanasan.

Setelah sekian lama tidak dihukum, Hanna kembali terkena hukuman.

Hanif, cewe lo kepanasan noh.

Apaan sih! Zara seakan tidak suka dengan perkataan teman sekelasnya itu.

Hanna berjalan ke arah Hanif yang sedang duduk di pinggir lapangan.

"Selamat pagi Hanif" Hanna tersenyum ke arahnya dan duduk di sampingnya.

Tapi sebelum ia duduk Zara mengahalanginya dengan cara menjoroki Hanna.

Hanna pun terjatuh, tangannya yang baru sembuh tergores lagi.

"Kenapa si lo!" Kesal Hanna.

"Kalau lagi di hukum ya udah sana, gak usah lenjeh duduk disini" Zara mendorong Hanna untuk pergi.

Hanna kesal, matahari terasa berasa tepat di atas kepalanya.

PLAKK!

"Gue bukan hewan yang lo dorong supaya pergi!" Kesal Hanna.

Zara masih memegangi pipinya, Hanif yang melihat itu langsung berdiri.

Jaka menahan Hanif untuk tidak ikut campur.

Tomboy girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang