Chapt-19

94.5K 4.1K 64
                                    

Hanna melihat Hanif yang sedang menghisap rok*knya dihalaman belakang sekolah.

"Gak sehat, buat apa sih" Hanna merebut rok*k yang ada di tangan Hanif dan mematikannya di tanah.

"Ngapain?" Tanya Hanif singkat.

"Gue tau kok yang kemarin nabrak gue itu lo" ujar Hanna sambil ikut duduk di samping Hanif.

"Hah? Maksud lo?" Pura-pura tak tau.

"Gue kenal suara lo, jadi gak usah pura-pura gitu deh" ejek Hanna.

Sial, kenapa dia tau ya tuhan.
"Gue,

"Ngapain sih minum-minum gitu? Buang-buang uang!"

"Baru dua kali gue minum begituan, Han" ujar Hanif.

"Iya baru, nanti juga ketagihan" jawab Hanna.

"Gue akan berhenti ngerok*k dan gak minum lagi, kalau lo mau jadi cewe gue"

Mata Hanna terbelabak mendengar ucapan Hanif barusan, apa ia benar tak salah dengar?

"Lo?

"Iya, gue serius. Lo gak percaya? Ayo ikut gue ke lapangan" tarik Hanif.

"Ngapain ke lapangan?" Tahan Hanna.

"Mau buktiin kalau gue serius sama lo"

"Gue percaya kok, gak usah tarik gue ke lapangan" pinta Hanna.

"Jadi?"

"Gue mau lo rahasiain soal ini"

"Buat apa gue minta lo jadi pacar gue, kalau lo aja malu mengakuinya"

"Ya udah gak usah, tapi gue minta lo bersikap biasa aja. Gak usah berlebihan" pinta Hanna.

"Gue tau kok ini terlalu cepat buat lo, tapi kalau kelamaan gue gak kuat nahannya. Kalau kata Dilan mah berat, kamu gak akan kuat" ujar Hanif sambil mengenggam tangan Hanna.

"Hmm, gue balik ke kelas duluan ya" Hanna melepaskan genggaman tangan Hanif.

Ia berjalan menjauh dari Hanif, terlihat dari belakang Hanna seraya memegang dadanya sambil bergeliat salah tingkah.

Hanif yang melihat itu tersenyum senang melihatnya. Kali ini ia benar-benar mencintai seseorang dengan tulus, beda dengan perasaan yang sebelumnya ia rasakan untuk wanita lain.

**

"Abis darimana lo, Han?" Tanya Doni.

"A-a-anu gue abis dari toilet, ya toilet" gugup Hanna.

"Lo gak apa kan?" Tanya Doni mencurigai.

"Gue kenapa emangnya?" Tanya Hanna masih gugup.

"Gak biasanya, gerak-gerik lo aneh"

"Biasa ah, lo aja yang berfikiran aneh" Hanna mencoba menenangkan dirinya.

"Vani mana?" Tanya Hanna.

"Dia lagi ke kantin, beli minuman. Nunggu lo kelamaan katanya" cuek Doni.

"Yah, tau gitu gue buru-buru tadi" sesal Hanna.

"Santai aja kali, gue gak bakal nyasar" ujar Vani yang baru saja datang.

"Hehe, lo kan penakut" jawab Hanna.

"Heh, kata siapa?" Ketus Vani.

"Kata gue barusan"

"Serah deh serah" Vani kini duduk di bangkunya.

Guru mapel sudah ada di dalam kelas, semua murid tenang dan mendengarkan materi yang sedang di jelaskan.

🌾  🌾  🌾

Tomboy girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang