Chapt-29

79.9K 3.4K 45
                                    

Zara berjalan sendirian di koridor, kali ini dia tidak berjalan bersamaan karna Hanif meninggalkannya di toilet.

"Kemana dia?" Gumam Zara.

Zara terus mencari keberadaan Hanif.

Mata Zara terbelabak ketika melihat Hanna duduk di samping Hanif dan Hanna terlihat dekat sekali dengan Hanif.

Zara tidak terima, ia segera menghampiri Hanif dan langsung menarik Hanna.

"Aww" keluh Hanna.

"Lo ninggalin gue buat berduaan sama cewe ini?" Tanya Zara.

Hanna menatap aneh ke arah Zara.

"Bukan gitu-

Hanif ingin menjelaskan tapi di potong oleh Hanna.

"Gue heran deh sama lo, jadi yang pacarnya Hanif itu siapa? Gue apa lo?" Tanya Hanna sambil menepuk bahu Zara.

"Gue sahabat-nya! Sahabat dari kecil dan lo gak tau apa-apa tentang dia!" Zara mendekat ke arah Hanif dan merangkul tangannya.

"Gue gak peduli seberapa tau lo tentang Hanif, tapi sebagai pacarnya gue gak suka lo terlalu ngekang dia! Lo bukan orang tuanya!" Hanna ikut merangkul tangan Hanif.

Dengan Zara berada di kiri dan Hanna di kanan.

"Persahabatan gue lebih kuat dari apapun!" Tegas Zara.

"Sekuat apapun persahabatan lo ini, akan sia-sia disaat salah satu dari kalian menghianati yang katanya persahabatan ini" Hanna tersenyum.

"Gue duluan ya, Nip. Udah gak seru ada nenek lampir disini" Hanna melepas rangkulan di tangan Hanif dan melambaikan tangan ke arah Hanif dengan melirik tajam ke arah Zara.

**

"1+1 berapa?" Tanya Jaka kepada Vani.

Dua.

"2+2?"

Empat.

"Aku+kamu?" Tanya Jaka menggoda.

"NGAREP!" Vani menepuk kening Jaka seakan ada nyamuk di keningnya itu.

"Sialan lo! Kapan lagi lo di gombalin sama cowo ganteng se-astereo sekolah ini" ujarnya sambil membenarkan rambutnya.

"Jiji parah anying!" Vani menempeleng kepala Jaka.

"Kalian itu gak bisa diem banget ya" komen Viko.

"Jomblo sirik aja sih" Jaka merangkul bahu Vani untuk memanasi Viko.

"Eh anj*ng! Pergi lo sono jauh-jauh" usir Viko sambil mendorong kakinya ke kursi Jaka.

"Santai bos, Doni jomblo noh" tawar Jaka.

Doni melirik bagaikan ia berkata Mau mati?

"Eh maksud gue Dona itu loh anak sebelah" bohong Jaka.

"Hahaha panik sekali mbanya" ledek Viko sambil menutup mulutnya tertawa.

Assalamualaikum.

Hanna baru saja kembali, ia langsung duduk di atas meja yang sedang di kelilingi oleh teman-temannya.

"Darimana lo?" Tanya Doni tanpa melirik sama sekali.

"Nyari angin" jawab Hanna.

"Pasti abis ke Hanif" ceplos Viko.

Langsung saja Jaka mengetok kepalanya dan berbisik bego!

"Eh maksudnya kita mau ke Hanif dulu ya, bye Hanna" Viko langsung melarikan diri.

Tomboy girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang