Jujur telah lama aku memendam rasa ini, rasa yang tak akan pernah kau ketahui Sampai kapanpun.
Bagaimana bisa kau tahu akan hal ini, sedangkan hadirku tak pernah ada dalam hidupmu.
Jujur aku sangat merindukanmu saat ini, tapi aku bisa apa selain berdo'a pada sang ilahi Robbi.
Andai saja kau tahu, sudah berapa banyak air mata yang jatuh di setiap sujud panjangku.
Sudah seberapa sering namamu ku sebut dalam setiap doaku.
Akankah kau masih ingin bersamanya? Ataukah kau akan berpaling kepadaku?
Ah, ku rasa itu sesuatu yang mustahil.
Sebab hingga saat ini hadirku hanyalah penghias malammu di kala kelabu, penghibur lara di kala sedihmu.
Aku sadar, bunga utamamu masihlah dia, mawar berduri yang indah di antara bunga penghias dalam sebuah buqet.
Ya, dialah sang mawar, dan aku hanyalah bunga penghias sebagai pelengkap.
Untuk mu yang selalu ku sebut dalam do'aku.
Jika cintamu memang bukan untukku, ku harap hadirku tak pernah menjadi benalu dalam hidupmu. Jika memang rasamu tak pernah ada untukku, ku harap anganku tentang dirimu akan cepat hilang dari benakku.
Untukmu cinta dalam diamku.
Bahagialah bersamanya, bersama dia yang telah berhasil meluluhkan hatimu yang telah lama beku, bersamanya yang telah menghilangkan duka akan masa lalumu.
Semoga, semakin terlihat kau bahagia bersamanya, semakin menipis rasa keinginanku untuk mendapatkanmu.
Karena belum tentu denganku, kau akan jauh lebih bahagia di banding dengannya.
Belum tentu juga rasa nyamanmu saat ini kepadaku, bisa akan lebih nyaman jika kau tingkatkan status hubungan ini seperti yang ku harapkan.
Seharusnya aku sadar, tak usah diri ini berandai-andai bisa membahagiakanmu lebih dari itu.
Dan seharusnya aku pun menyadari, bahwa aku hanya iri pada dia yang kau jadikan tambatan hati.- Miftahul Husna-
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Pilihan
Spiritualseandainya cinta bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh, aku tidak akan pernah memilih mu