Aku tak tahu lagi bagaimana cara menarikmu kembali kesini, kembali dalam hidupku, aku sudah terlampau sadis menyakitimu, meski aku akui aku tidak menyadari akan hal itu.
Maaf untuk ketidak pekaanku selama ini, maaf untuk segala pengabaian yang aku lakukan, jujur aku sungguh kehilangan dirimu, kamu yang selalu bisa mengerti dan memahami aku.
Please, kembali dalam hidupku.
Untuk kesekian kalinya Satrio di terpa kekacauan, kini dirinya benar-benar merasakan ada yang berubah dalam hidupnya setelah kepergian Husna.
Dan yang membuatnya lebih kacau lagi sekarang dirinya sudah tidak bersama Icha, entah apa alasannya yang jelas Icha tidak seperti yang dia kenal dulu, Icha berubah, hubungan merekapun kandas.Dulu setiap kali dirinya merasa kacau Husna yang akan selalu menenangkannya, gadis itu yang selalu mengingatkannya, menegurnya ketika dia salah, tapi sekarang semua terasa hilang.
" Kusut banget bro?" Ucap Zul yang baru saja tiba.
"Gak tahu ah, pusing gua mikirinnya."
Mereka berdua kini berada di halaman rumah Satrio, halaman rumah itu di sediakan dua kursi dan satu meja bundar untuk mengobrol santai.
"Mikirin apa? Siapa? Husna?"
Satrio tidak menjawabnya, hanya diam dan matanya memandang lurus kedepan, seolah dia sedang memutar kambali ingatannya.
" Makanya jadi cowok jangan terlalu dingin, peka sedikit kenapa sih, kalau gue yang jadi Lo sat, gua jagain tuh si Husna, kurang apa lagi dia sebagai perempuan? Cantik, baik, pinter, tajir, anaknya sederhana, lo mau cari yang kayak gimana lagi? " Tutur Zul.
"Iya si guenya aja yang bego." Jawabnya tanpa ekspresi.
"Baru sadar Lo bego?" Ledek Zul.
***
"Husna!" Panggil seorang laki-laki dari kejauhan.
Merasa namanya di panggil Husna pun menghentikan langkahnya.
Laki-laki itupun mempercepat langkahnya untuk menghampiri Husna.
"Untuk mu," lelaki itu menyodorkan sebuah novel kepadanya.
"Apa ini?" Dengan sedikit ragu Husna menerima buku itu.
" Kemarin saya ketoko buku, saya rasa buku itu cocok untukmu, saya pikir saya akan menemui mu di tempat biasa kau meluapkan kesedihan mu, beruntunglah saya melihatmu disini." Jelas lelaki itu.
"Tapi-"
" Saya permisi," belum sempat Husna melanjutkan kalimatnya, lelaki itu sudah pergi meninggalkan dirinya,
"Semoga menginspirasi" kata lelaki itu sedikit teriak dari kejauhan.
Senja?
Husna membolak-balikkan novel yang kini berada dalam genggamannya, ada sebuah lengkungan yang terbentuk dari bibirnya.
"Laki-laki aneh" gumamnya.
Setelah menyimpan novel itu kedalam tasnya, Husna pun melanjutkan perjalanannya kembali.
"Semoga itu bermanfaat untukmu"
Gumam seseorang dari kejauhan.Jengjengggggg wkwkwkwkwk
Bagaimana ekstra part nya??😁
Terimakasih aku ucapkan untuk kalian yang selama ini sudah mensupport aku😘😘😘
Maaf jika cerita aku tidak sesuai ekspektasi kalian🙏
Mohon di maklumi 🙏😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Pilihan
Spiritualseandainya cinta bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh, aku tidak akan pernah memilih mu