Setelah meninggalkan rumah Husna Satrio terus saja memutar otak, memikirkan bagaimana dia harus bersikap setelah ini kepada Husna. Sungguh dia sangat menyesali apa yang telah terjadi antara dirinya dan Husna.
"Arghhh" Satrio memukul stank motonya, fikirannya benar-benar kalut.
Dia sadar setelah kejadian ini dan dia tahu bagaimana perasaan Husna kepada dirinya dia tidak akan bisa bersikap biasa saja. Namun dia juga tidak bisa menjauh ataupun menghindar dari perempuan itu.
Hujan kembali turun dengan derasnya, Satrio menepikan motornya, kemudian membuka helmnya, mungkin saja dengan begitu fikirannya sedikit lebih tenang. Biar saja hujan membasahi tubuhnya hingga dia demampun tak peduli.
Bukankah lebih sakit Husna yang telah memendam perasaan kepada dirinya selama ini dan bodohnya Satrio tak sedikitpun menyadarinya." Kenapa harus Lo sih yang jatuh cinta sama gue kenapa? Padahal jelas-jelas Lo tahu perasaan gue ke Lo kayak gimana! Dan kenapa, kenapa gue harus tau sekarang tentang perasaan lo.
Gue gak tahu sekarang gue harus bersikap gimana sama Lo." Satrio bergumam dalam derasnya hujan.Ada sedikit rasa sesak di dadanya ketika dia ingin meneriakkan perkataan itu namun tertahan.
" Oh my God, gue benci na gue benci situasi seperti ini" teriak Satrio akhirnya.
Beruntungnya kondisi jalan sedang sepi tak seperti malam-malam biasanya, hanya ada satu atau dua kendaraan yang lewat, itu pun hanya mobil jadi tidak ada yang mendengar apa yang baru saja Satrio katakan.Satrio kemudian menunduk, menyandarkan kepalanya pada stank motor.
Kenapa di antara kita harus ada yang terluka? Kenapa salah satu di antara hati kita harus ada yang tersakiti. Tak bisakah persahabatan kita terjalin tanpa adanya perasaan? Batin Satrio.
Untuk kedua kalinya Satrio memukul stank motonya.
" Arghhh..."
Kemudian Satrio memakai helmnya, menyalakan motor dan menancapkan gas sejadi-jadinya untuk melampiaskan emosinya saat ini.
Tidak peduli bahaya apa yang akan dia timbulkan.Yang dia ingin saat ini semua yang dia rasakan, segala emosi yang dia pendam bisa dia lampiaskan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Pilihan
Spiritualseandainya cinta bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh, aku tidak akan pernah memilih mu