4#LBAS2

2.4K 276 18
                                    

Shane pulang dari kantor lebih cepat hari ini. Hari masih sore namun ia sudah kembali kerumah. Alfie sendiri sedang duduk-duduk santai diruang tengah sembari membaca sebuah novel.

"Hai, sayang." Shane berjalan kearah suaminya itu.

"Shane? Kau sudah kembali?" Alfie agak kaget saat melihat Shane yang muncul dihadapannya lalu ia perlahan bangkit dari posisi duduknya.

"Hati-hati, Alfie." Shane membantu Alfie berdiri karena suaminya itu tampak agak kesusahan.

Alfie sedikit terkekeh saat Shane sedang menopang tubuhnya.

"Aku bisa, Shane. Terima kasih." Alfie tersenyum sembari merangkulkan sebelah tangannya pada Shane.

Setelah Alfie berdiri sempurna, Shane mencium kening Alfie seperti biasa saat ia baru pulang bekerja.

"Hai, putra-putra ayah." Shane mengelus-elus perut Alfie yang membesar.

"Kenapa kau pulang secepat ini?" Alfie masih diliputi rasa heran.

"Aku bosan berada dikantor seharian. Aku butuh hiburan. Bagaimana jika malam ini kita makan malam bersama diluar?" Shane mengajak Alfie menghabiskan waktu bersama dengannya.

"Makan malam diluar?" Alfie terlihat ragu.

Shane mengangguk mengiyakan.

"Ngg...."

"Kenapa?" Shane melihat Alfie agak ragu untuk mengiyakan.

"Aku risih saat berada diluar dan menjadi pusat perhatian orang-orang." Alfie mengeluhkan pandangan orang-orang asing diluar sana yang menganggapnya aneh karena melihat perutnya yang besar.

"Tidak apa-apa. Aku sudah memesan tempat pribadi untuk kita berdua disebuah restaurant Prancis. Bagaimana?" ajak Shane lagi penuh harap agar Alfie menyetujuinya.

"Aku tidak ingin makan masakan Prancis." ujar Alfie seraya berlalu dari hadapan Shane.

"Apa kau ingin makan yang lain? Masakan Italia? Jepang? Atau apapun yang kau inginkan." Shane mencari alternatif lain agar Alfie mau diajak menghabiskan waktu bersamanya diluar.

"Aku ingin omelet." ujar Alfie seraya berbalik menghadap Shane lagi.

"Omelet?"

"Iya, omelet."

"Tapi kan kau sedang tidak suka makan telur?" Shane merasa heran.

"Kau mau kan membuatkannya?" tanya Alfie dengan wajah berseri-seri.

"Aku? Membuatkannya?"

"Hanya masak omelet. Itu tidak sulit. Aku tau kau bisa, Shane." ujar Alfie berseloroh seraya berjalan kearah dapur dengan menopang pinggangnya.

Shane mengikuti langkah kakinya dari belakang.

"Sekarang, kau siapkan dulu bahan-bahannya." pinta Alfie sembari membuka kulkas.

"Baiklah." Shane menuruti keinginan Alfie tanpa berbasa-basi lagi.

Shane mengeluarkan beberapa bahan yang ia perlukan untuk membuatkan Alfie sepiring omelet.

"Garamnya kurang." celetuk Alfie saat Shane menaburkan garam kedalam omelet yang tengah dimasaknya.

Shane menaburkan sekali lagi.

"Masih kurang." protes Alfie lagi.

"Tapi ini sudah banyak, Alfie. Kau bisa merasa sangat keasinan." Shane terlihat agak keberatan.

"3 sendok lagi." Alfie tak menggubris perkataan Shane.

"Apa?" Shane terperangah.

"T-tidak, ini sudah ter-"

Love By Accident 2 (The Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang