32#LBAS2

1.7K 196 17
                                    

Alfie sedang bertemu dengan Ramsey hari ini. Ramsey kembali mengajaknya bertemu untuk membahas masalahnya kemarin. Tapi Ramsey tak mengatakan tentang pembahasannya dengan Steve semalam mengenai Sovia ataupun bertemu dengan Dylan.

"Kurasa aku tak sanggup untuk menolaknya." ujar Ramsey.

"Katakan itu padanya." kata Alfie menyuruh Ramsey untuk jujur pada Steve.

"Hmm... Apa aku harus mempercayainya begitu saja?" Ramsey bergumam merasa frustrasi dengan dirinya sendiri.

"Kami memang pernah bermalam bersama. Tapi itu hanya sekedar bermalam. M-maksudku kami tak lebih untuk melakukan itu." katanya lagi.

Namun perhatian Ramsey teralihkan dan heran melihat Alfie yang tampak lebih pendiam hari ini. Alfie terlihat mengaduk-aduk kopi di cangkirnya dengan tatapannya yang tampak memikirkan sesuatu.

"Alfie?"

"Aku baik-baik saja." jawab Alfie seakan ia tau kenapa Ramsey memanggilnya.

"Kau tidak terlihat seperti itu." sanggah Ramsey.

"Lalu seperti apa menurutmu diriku saat ini?" Alfie menatap wajah Ramsey.

"Apa kau sedang ada masalah? Apa Shane berulah lagi?" Ramsey merasa ada yang tak beres dengan sahabatnya itu.

"Kami baik-baik saja." jawab Alfie sedikit malas.

"Hei, buddy. Ceritakan saja kalau kau memang menyimpan masalah. Biasanya kau selalu curhat mengenai Shane dan dirimu. Jadi, katakan padaku kenapa kau tampak tak bersemangat hari ini?" Ramsey tak begitu percaya kalau Alfie sedang baik-baik saja. Sebagai sahabat sejak SMA ia sudah mengenal Alfie seperti keluarga.

"Kau jangan khawatirkan aku. Sekarang kembali lagi ke masalahmu. Kalau kau memang menyukai Steve, katakan padanya kalau kau jujur menyukainya. Kalau memang tidak, jangan kau buat dia menunggumu." Alfie berdalih agar Ramsey tak lagi menanyainya.

"Kau terlihat tak ingin menceritakannya. Baiklah kalau begitu." ujar Ramsey yang pasrah mengalah.

"Steve... Hmm... Aku masih belum seratus persen yakin dengannya." kata Ramsey tampak menimbang-nimbangkan sesuatu.

"Dengannya atau dengan dirimu sendiri? Jangan plin-plan." Alfie bertanya sedikit mencibir.

"Ku akui kalau aku memang menyukainya. Aku merasa nyaman saat dia berada denganku. Saat kami menghabiskan waktu bersama. Tapi ada sesuatu yang belum bisa kuceritakan padamu dan itu membuatku semakin dilema apakah aku harus menerima Steve begitu saja atau harus ku selidiki lebih dalam lagi kebenarannya?" Ramsey terus terlihat rancu. Perkataannya pun memancing rasa penasaran Alfie.

"Kebenaran apa? Kau sedang menyelidiki apa tentang calon kekasihmu itu? Memangnya ada apa dengan Steve? Aku serius bertanya sekarang." Alfie merasa benar-benar curiga dan penasaran.

"Tidak, maksudku... Bukan... Bukan seperti itu. Aku tidak bermaksud melakukan yang kau katakan itu. Tapi ada sesuatu yang membuatku lebih bimbang dari kemarin. Dan juga lebih menyukai dirinya dibandingkan sebelumnya. Aku tidak ingin melepasnya begitu saja walaupun aku dan Steve masih menjalani hubungan tanpa status... Seperti itu..." wajah Ramsey tampak sedikit memerah dan Alfie menyadari hal itu.

"Aku bingung, kenapa orang yang plin-plan seperti dirimu bisa menjadi pengacara." cibir Alfie.

"Ini hal yang sulit untuk kau pertimbangkan jika mengenai perasaanmu terhadap seseorang yang menyimpan rahasia tapi kau juga mencintainya." ujar Ramsey sedikit membantah.

"Kau benar-benar membuatku frustrasi, Rams. Kau menyukai seseorang tapi tidak didasarkan rasa kepercayaan padanya. Kalau begini kau akan terus merasa bimbang dan menjalankan hubungan tanpa status yang jelas dengannya." tutur Alfie yang ikut terbawa frustrasi karena kebimbangan dan ketidakpastian yang Ramsey tunjukkan lewat perkataannya.

Love By Accident 2 (The Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang