22#LBAS2

1.6K 200 12
                                    

Shane baru saja mendapat telepon dari Ally. Gadis itu terdengar menangis dan meminta tolong agar Shane menjemputnya dirinya di sebuah pemakaman tak jauh dari pusat kota. Shane tau tempat itu dan segera melajukan mobilnya kesana. Ia merasa khawatir dengan Ally karena Shane merasa jika gadis itu sedang bersedih.

Hanya butuh kurang lebih setengah jam untuk sampai ke tempat itu. Shane melihat sekumpulan paparazzi yang sedang berkumpul dan menguntit Ally di pinggir jalan. Gadis itu tampak berusaha untuk menutupi wajahnya dari sorotan kamera. Shane dengan cepat menepikan mobilnya dan turun menghampiri Ally.

"Shane!"

Ally merasa lega sekaligus senang begitu melihat kedatangan Shane. Sinar beberapa lampu flash kamera langsung menyambut kehadiran Shane.

"Ally, apa kau baik-baik saja?" Shane tampak khawatir.

"Tuan, apa tuan kekasih dari Alice Kristensen? Kalian sudah beberapa kali tertangkap kamera sedang berjalan bersama." seorang jurnalis mencoba untuk mewawancarai Shane.

"Apa yang kalian bicarakan?" Shane tampak geram dengan sekumpulan paparazzi itu.

"Sudahlah, Shane. Kau tak perlu menjawab pertanyaan mereka. Ayo kita pergi dari sini." Ally pun tampak merasa risih.

"Kami tau anda adalah pemimpin Walker Company. Nama anda adalah David Shane Walker. Benar, bukan?"

"Apa hubungan anda dengan Alice Kristensen? Apa kalian sepasang kekasih?"

"Tuan Shane, kami mencari tau informasi tentangmu dan beberapa orang mengatakan kalau kau sudah menikah dan memiliki dua anak? Apakah itu benar?"

Ally dan Shane benar-benar muak dengan semua pertanyaan yang dilontarkan oleh sekumpulan jurnalis dan paparazzi yang terus mengambil gambar mereka.

"Kalian semua benar-benar omong kosong!" Shane benar-benar merasa kesal karena sekumpulan jurnalis tersebut mencoba mencari tau kehidupan pribadinya.

"Ayo, Ally. Kita tinggalkan orang-orang bodoh ini."

Shane segera meraih tangan Ally dan membawanya masuk kedalam mobil.

"Nona Alice dan tuan Walker tolong berikan jawaban kalian."

Para wartawan tersebut mencoba menghadang keduanya dan terus mendesak untuk mewawancarai. Shane tampak tak mempedulikan dan ikut masuk kedalam mobil. Segera ia menancapkan gas dan meninggalkan tempat itu.

"Dasar orang-orang bodoh!" Shane masih diliputi rasa kesal dengan kejadian tadi.

"Maafkan aku, Shane. Seharusnya aku tak meminta bantuanmu." suara Ally terdengar parau.

"Ally, apa kau baik-baik saja?" Shane merasa iba dan khawatir pada gadis itu.

Tiba-tiba saja Ally menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis tersedu-sedu.

Shane sedikit melambatkan laju mobilnya dan kembali menepi.

"Ally, ada apa?" Shane merasa iba dan khawatir dengan Ally. Ia merasa seperti ada yang ingin gadis itu katakan.

"Semuanya sudah terlambat, Shane." ujar Ally dengan isak tangis.

"Ally, katakan ada apa?"

"Ibuku..."

Shane menanti segera jawaban dari Ally.

"Ada apa dengan ibumu?"

"Ibuku sudah tiada Shane."

Ally semakin terisak dan merasa sedih sekali. Shane merasa sangat iba dan turut berduka atas apa yang menimpa gadis itu.

"Aku turut berduka, Ally." Shane menunjukkan rasa empatinya.

Love By Accident 2 (The Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang