29#LBAS2

2K 190 14
                                    

Finn dan Charlie tampak bergembira saat menaiki komidi putar. Sesekali mereka melambaikan tangan pada Alfie dan Shane yang menunggu mereka bermain.

"Mereka tampak bahagia sekali." ujar Alfie sembari membalas melambaikan tangannya.

"Aku bisa melihat itu." kata Shane sembari meraih lengan Alfie.

"Mungkin Steve benar." kata Shane.

"Ada apa?" Alfie menolehkan wajahnya pada Shane.

"Kalian adalah hartaku yang paling berharga. Aku akan selalu menginginkan keluarga kecilku kemana pun aku pergi." jawab Shane tampak berseri-seri dengan perkataannya.

Alfie tersenyum manis mendengar perkataan Shane barusan.

"Begitukah?"

Shane mengangguk dan mengecup lembut kening Alfie.

"Aku mencintai kalian." kata Shane.

"Kami juga mencintaimu, Shane." balas Alfie dengan senyumnya yang tak pudar dari bibirnya.

Alfie merasa bahagia karena inilah yang ia inginkan. Menghabiskan waktu bersama Shane dan kedua putra mereka adalah hal yang paling Alfie harapkan belakangan ini.

Saat si kembar selesai menaiki komidi putar, Alfie dan Shane membawa mereka menaiki wahana lain yang mereka minta.

"Ayah, kereta itu meluncur cepat sekali. Aku ingin naik itu." ujar Finn sembari menunjuk-nunjuk wahana rollercoaster.

"Itu bukan wahana untuk anak-anak." sergah Alfie.

"Aku akan memeganginya." kata Shane dengan senyumnya yang tampak merayu.

"Kau jangan gila, Shane. Wahana itu tidak aman untuk anak-anak." Alfie tak menyetujui perkataan Shane.

"See, Didi kalian tidak mengizinkannya." ujar Shane pada si kembar.

"Aku ingin menjadi orang dewasa saja!" Finn merengut dan wajahnya tampak cemberut.

"Dia memiliki gaya yang sama seperti didinya saat marah." tukas Shane sedikit terkekeh melihat Finn kecil yang memangku kedua tangannya di dada.

"Terkadang dia juga lebih mirip dengan ayahnya." tukas Alfie berbalik.

"Lalu, aku mirip dengan siapa?" Charlie bergantian memperhatikan Alfie dan Shane dengan tatapannya yang terlihat lugu.

"Tentu saja kau mirip dengan ayah juga." Shane meraih si kecil Charlie untuk digendongnya.

"Aku ingin permen kapas." pinta Charlie.

"Permen kapas? Di mana?" tanya Shane.

"Aku melihatnya saat kita melewati kincir raksasa di sebelah sana." jawab Finn sembari menunjuk ke arah belakang Shane.

"Kalau begitu kita kesana sekarang." ajak Shane.

"Finn, apa kau mau permen kapas juga?" tanya Charlie.

"Tidak. Aku ingin naik kereta luncur itu." Finn tampak bersikeras.

"Huft... Sudah kukatakan dia lebih mirip ayahnya." jengah Alfie.

Butuh beberapa saat untuk Alfie dan Shane membujuk Finn untuk memintanya menaiki wahana lain. Sampai akhirnya Shane mengalah menjanjikan mainan baru untuknya. Finn pun akhirnya terbujuk dengan rayuan Shane itu. Setelah itu mereka berempat bersenang-senang di taman bermain itu hingga sore.

Hari demi hari Alfie dan Shane kembali merajut keharmonisan rumah tangga mereka. Mereka melakukan itu juga untuk kebahagiaan kedua putra mereka. Begitu jam kerja usai, Shane langsung kembali ke rumah untuk makan malam bersama Alfie dan si kembar. Alfie pun selalu memberi perhatiannya dengan selalu mengurus semua keperluan Shane dan si kembar. Ia melakukan tugasnya layaknya seperti ibu rumah tangga.

Love By Accident 2 (The Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang