Bibi Anne sedang duduk termenung di kamar Alfie sembari memegangi sebuah bingkai foto. Beliau mengusap-usap kaca bingkai tersebut yang terdapat foto Alfie di dalamnya. Air matanya terus mengalir sedari tadi. Sesekali wanita tua itu tampak sesenggukan.
"Pergilah kalau kau ingin pergi. Aku tak tega melihatmu tersiksa seperti itu di rumah sakit." lirih Bibi Anne berusaha mengikhlaskan Alfie.
"Usiaku juga semakin menua. Tak lama lagi pasti aku akan menyusulmu. Kau pasti merindukan ayah dan ibumu. Begitu juga denganku yang merindukan Michael." ujar Bibi Anne dengan berderai air mata.
Bibi Anne hanya merenung sembari terisak-isak meratapi nasibnya. Tak lama kemudian terdengar suara telepon rumah yang berdering di lantai bawah. Beliau segera meletakan bingkai foto tersebut ke tempatnya lalu beranjak turun dari kamar Alfie.
"Ya, aku mendengarmu." seru Bibi Anne sembari menuruni tangga.
"Bibi, cepatlah angkat teleponku." gumam Shane dengan gusar.
"Halo?"
"Syukurlah."
"Shane? Apa ini kau?" tanya Bibi Anne.
"Ya, bibi. Ini aku." jawab Shane.
"Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Alfie?" suara Bibi Anne terdengar sedikit gemetaran.
"Ya, ada sesuatu yang ingin kukatakan."
"Lututku akan semakin lemas kalau kau mengabarkan sesuatu yang buruk tentangnya." tukas Bibi Anne ketakutan.
"Tidak, bibi. Alfie akan baik-baik saja. Seseorang akan mendonorkan jantungnya sekarang juga." ujar Shane dengan cepat.
"Apa?! Benarkah?!" Bibi Anne terdengar tak percaya.
"Ya, bibi. Alfie akan sembuh. Dia akan selamat dan berkumpul bersama kita lagi." kata Shane penuh rasa syukur.
"Oh ya Tuhan... Terima kasih Kau sudah mendengar doaku." Bibi Anne juga merasa bersyukur.
"Shane. Kau jemput aku sekarang ke rumah sakit." titah Bibi Anne.
"Baik, bibi. Aku akan meminta Ramsey untuk menjemputmu." kata Shane.
"Baiklah. Aku menunggu."
Shane pun segera memutus panggilan tersebut dengan wajah penuh rasa syukur.
"Tolong beri jalan!" seru seorang perawat tiba-tiba sembari mendorong ranjang rawat Alfie keluar dari dalam ruangan tersebut.
"B-Benny. Kau mau membawanya kemana?!" panik Shane.
"Aku harus melakukan operasi segera. Karena jantung Alfie maupun pasien pendonor tak bisa bertahan terlalu lama." jawab Benny tergesa-gesa.
"Kalian segera siapkan ruangan tersebut. Aku akan panggilkan dokter Sullivan untuk membantuku." kata Benny pada seorang perawat lainnya.
Shane berdiri di tempatnya melihat Benny dan tim medis terlihat gusar berlarian sembari membawa Alfie bersama mereka.
"Ayah? Didi mau dibawa kemana?" tanya Finn yang menghampiri Shane. Suara putranya itu menyadarkannya dari lamunan.
"Steve, bisakah kau jaga putraku dulu?" pinta Shane, "dan Ramsey tolong kau jemput Bibi Anne. Aku ingin menyusul mereka dulu." ujar Shane dengan cepat.
Tanpa banyak bicara lagi, Shane segera berlari menyusul tim medis yang membawa Alfie.
"Ayah!... Aku ikut!" seru Charlie namun Steve segera menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident 2 (The Sequel)
RomanceTAMAT 15 Desember 2017 s.d 26 April 2018✍ [Book 2 of 3] Kesedihan, rasa sakit hingga pengorbanan adalah hal yang harus dihadapi Alfie dan Shane saat memperjuangkan ikatan cinta mereka di masa Ialu. Kini keduanya sudah terikat dalam ikatan suci. Keba...