20#LBAS2

1.7K 179 9
                                    

Selama di perjalanan, Ally tampak gusar. Ia gusar karena tak sabar untuk segera bertemu dengan adiknya. Ia berharap jika kehadirannya menjadi sebuah kejutan untuk adiknya itu. Di sisi lain Ally juga merasa gugup. Ia tak tau seperti apa perasaannya jika nantinya ia benar-benar bertemu dengan adiknya, Keith. Mereka sudah terpisah cukup lama. Gadis itu takut jika nantinya adiknya tak mengenalinya.

"Apa kau benar-benar yakin kalau adikmu seorang guru?" tanya Shane memastikan.

"Aku dengar ia bekerja sebagai guru di taman kanak-kanak." jawab Ally.

"Aku juga punya fotonya yang saat ini." tambah Ally sembari mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Ini." Ally memperlihatkan selembar kertas foto pada Shane.

Shane membuka lebar kedua matanya karena di dalam foto itu adalah Keith yang ia jumpai kemarin di supermarket bersama Alfie. Shane mengalihkan kembali pandangannya kearah jalan.

"Apa kau pernah berjumpa dengannya saat kau menjemput anak-anakmu?" tanya Ally sehabis memperlihatkan foto tersebut.

"Aku baru saja berjumpa dengannya kemarin saat sedang menemani Alfie ke supermarket." ujar Shane tanpa mengalihkan pandangannya lurus ke depan.

"Kau bercanda?" Ally tampak tak percaya.

"Kami juga sempat berkenalan dengannya." tambah Shane lagi.

"K-kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Aku tidak tau kalau dia adikmu."

Bahkan Shane pun sebenarnya tak sampai berpikiran kesitu. Dirinya kala itu dikuasai rasa cemburu saat melihat Alfie tampak berbincang-bincang dan bersenda gurau dengan Keith di supermarket kemarin. Belum lagi ia melihat Alfie yang tampak cepat akrab dengan Keith lalu bertukar nomor ponsel. Shane tak dapat berpikir jernih waktu itu. Ia hanya berupaya untuk membatasi gerak-gerik Keith dengan menatap agak mengecam padanya agar pria itu segera angkat kaki dari hadapan Alfie.

"Kuharap aku bisa benar-benar bertemu dengannya. Aku merindukannya. Aku juga merindukan ibuku." ujar Ally terdengar sendu.

Shane hanya menatapnya dengan iba sesaat.

"Sebentar lagi kita sampai." ujar Shane bermaksud menenangkan perasaan gundah gadis itu.

Begitu sampai di halaman parkir sekolah tersebut, Shane segera mengajak Ally turun.

"Kita sudah sampai." ujar Shane seraya membuka sabuk pengamannya.

"Aku gugup sekali, Shane." ujar Ally terlihat gelisah.

"Kau merindukan adikmu, bukan?"

Ally menganggukan kepalanya dengan gugup.

"Kau ingin bertemu dengannya, bukan?" tanya Shane lagi.

"T-tentu saja."

Shane memberikan senyuman semangat untuk menepis kegugupan gadis itu.

"Ayo, kita bertemu dengannya." ajak Shane yang langsung turun dari dalam mobilnya.

Ally pun segera melepas sabuk pengamannya dan keluar dari dalam mobil Shane.

"Shane." seru Ally seraya menghampiri Shane yang jalan lebih dulu darinya.

Reflek, Ally langsung meraih dan menggenggam tangan Shane. Shane tak bergeming begitu melihat tangan Ally menggenggam tangannya. Kulit tangan gadis itu terasa lembut ditelapaknya.

"A-aku..."

Ally mulai melonggarkan genggamannya. Namun tanpa pikir panjang, Shane menahan dan mempererat genggamannya.

Love By Accident 2 (The Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang