Alfie sedang menata tampilannya dihadapan cermin. Karena malam ini Shane mengajaknya ke ajang fashion show tahunan di pusat kota.
"Shane, apa setelan jas ini terlihat cocok untukku?" Alfie masih merasa seperti ada yang kurang dari pakaian yang ia kenakan. Karena itu ia ingin Shane memberikan pendapat atas penampilannya.
Shane tersenyum dan menghampiri Alfie lalu memeluknya dari belakang.
"Aku tidak peduli dengan jas yang kau kenakan. Karena kau selalu terlihat menawan dimataku." Shane membisikkan rayuan gombal ditelinga Alfie.
Pipi Alfie terasa sedikit memanas. Walaupun sudah lama menjalani hidup bersama Shane. Alfie tetap saja tak tahan diri jika mendengar ucapan kata-kata manis yang dilontarkan Shane untuknya.
"Kau ini selalu saja mengambil kesempatan untuk menggodaku." ujar Alfie sedikit salah tingkah sembari mencubit lengan Shane sekilas.
Shane tertawa geli karena ia suka membuat Alfie terlihat salah tingkah seperti ini.
"Aku akan menunggumu di ruang tengah." ujar Shane sembari melepaskan pelukannya.
"Aku akan selesai sebentar lagi." Alfie kembali merapikan sedikit tatanan rambutnya. Ia harus berpenampilan sangat rapi kali ini. Walaupun ia tak pernah datang ke ajang semacam itu, namun Alfie tau akan ada banyak orang-orang dari kelas atas yang menghadiri acara semacam itu.
"Ayah, apa didi sudah siap?" tanya Finn yang sedang duduk diatas sofa sembari menonton kartun kesukaannya bersama Charlie.
"Sebentar lagi didi akan keluar dari dalam kamar." ujar Shane yang menggendong Charlie lalu ia duduk sembari memangku si kecil itu.
"Kalian tidak apa-apa kan menunggu dirumah nenek Anne sampai ayah dan didi kembali menjemput kalian?" tanya Shane pada si kembar.
"Apa aku tidak boleh ikut?" tanya Charlie dengan tatapan polosnya.
Shane tersenyum sedikit merasa iba.
"Bukan tidak boleh. Tapi kalian akan merasa bosan karena disana tidak ada permainan untuk anak kecil seusia kalian." ujar Shane memberi pengertian.
"Kalau begitu aku akan membawa mainanku kesana." sungut Charlie dengan tatapan memelas.
"Disana bukan tempat yang tepat untuk bermain." Shane memberi pengertian dengan lembut pada si kecil itu.
"Hmm... Baiklah." gumam Charlie terlihat agak kecewa. Sedangkan Finn terlihat asik menatap layar tv yang menayangkan kartun kesukaannya.
"Kau serius sekali, Finn." Shane mengusap-usap rambut Finn merasa gemas.
"Ayah merusak rambutku." protes Finn sembari merapikan tatanan rambutnya lagi.
"Kau ini. Masih kecil saja sudah tau bergaya." Shane tertawa geli melihat tingkah putranya itu.
"Apa kalian sudah menyiapkan mainan kalian untuk dirumah nenek?" tanya Shane pada si kembar.
"Didi sudah menyiapkannya kedalam tas ransel kami." jawab Finn tanpa menoleh pada Shane. Kemudian ia turun dari atas sofa dan berlari dari ruang tengah.
"Kau mau kemana, Finn?" seru Shane.
"Aku haus, ayah." seru Finn sembari terus berlari.
"Aku juga haus, ayah." ujar Charlie digendongan Shane.
Shane bangkit berdiri dan menggendong Charlie ke dapur. Sama seperti Alfie, Shane juga menyadari perbedaan kontras antara Finn dan Charlie. Namun ia tetap menyayangi kedua putranya.
"Dimana mereka?" gumam Alfie yang mendapati ruang tengah yang kosong.
"Shane?" seru Alfie.
"Kami disini, Alfie." seru Shane dari arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident 2 (The Sequel)
RomanceTAMAT 15 Desember 2017 s.d 26 April 2018✍ [Book 2 of 3] Kesedihan, rasa sakit hingga pengorbanan adalah hal yang harus dihadapi Alfie dan Shane saat memperjuangkan ikatan cinta mereka di masa Ialu. Kini keduanya sudah terikat dalam ikatan suci. Keba...