5 Tahun Kemudian
Alfie sedikit mengintip dari balik tirai jendela ruang tamu memandangi langit musim gugur yang mulai beranjak senja. Ia tersenyum merasakan hatinya begitu damai melihat semburat langit sore yang terlihat indah baginya.
Kemudian ia pun beranjak mendekati sofa dan duduk dengan perlahan.
"Apa Shane sudah pulang?" gumamnya penasaran. Alfie pun meraih ponselnya yang ada di atas meja ruang tamu. Segera ia menekan nomor Shane dan menelponnya.
Shane yang sedang mengemudikan mobil melihat layar ponselnya yang menyala di dashboard mobilnya. Kebetulan ia mengenakan headset bluetooth dan mengangkat telepon dari Alfie tanpa menyentuh layar ponselnya.
"Hi, honey." sapa Shane dengan manis.
"Shane? Kau dimana?" tanya Alfie.
"Aku sedang dalam perjalanan pulang. Ada apa?" jawab Shane dan kembali bertanya.
Alfie tersenyum merasa lega.
"Shane? Aku ingin makan kue tart rasa coklat dan vanila." pinta Alfie sedikit manja.
Shane tersenyum dan merasa sedikit curiga.
"Biar kutebak. Pasti kau mengidam?" goda Shane.
"Menurutmu?" tanya Alfie berbalik. Ia memandangi perutnya yang tampak membesar. Lagi-lagi Alfie mengandung dua janin kembar dari Shane.
"Baiklah. Aku akan mampir ke toko kue sebentar. Aku akan membawakan kue coklat dan vanila untuk suamiku tercinta." ujar Shane dengan rayuan manis.
"Kalian dengar itu? Kalian akan makan kue coklat dan vanila begitu ayah pulang ke rumah." Alfie merasa senang sembari mengelus-elus putranya.
"Apa aku bisa bicara dengan mereka?" tanya Shane.
"Tentu." Alfie mendekatkan ponselnya ke perutnya.
"Bicaralah." ujar Alfie.
"Hello, baby twins. Sebentar lagi ayah pulang dan membawakan kalian kue itu. Apa kalian mendengar ayah?" tanya Shane.
"Yes, daddy." bisik Alfie di ponselnya dan sedikit terkekeh.
"Give me a kiss." pinta Shane.
"Nanti saja di rumah." gurau Alfie mengelak.
"Baiklah. Kau berhutang itu untukku." gurau Shane juga.
Keduanya pun sama-sama tertawa.
"Berhati-hatilah dan cepat kembali ke rumah. Aku akan menghangatkan makan malam dulu." ujar Alfie.
"Baiklah. Aku mencintaimu." balas Shane.
"Aku mencintaimu."
"Bye." ucap Alfie dan Shane bersamaan mengakhiri percakapan mereka.
Dengan hati-hati Alfie bangkit berdiri dari atas sofa dan berjalan ke dapur. Samar-samar terdengar suara permainan video game dari lantai atas. Finn dan Charlie sedang memainkan Playstation 4 yang Shane belikan minggu kemarin.
"Woah! Aku berhasil berada di posisi pertama!" seru Finn kegirangan saat melawan Charlie di permainan balap mobil.
"Aku akan mengejarmu, Finn!" tandas Charlie menantang.
"Coba saja kalau kau bisa. Mobilmu tak sekencang milikku!" cibir Finn tak mau kalah.
Shane benar-benar memanjakan kedua putranya dengan barang-barang mewah. Komputer, TV berlayar besar, Video Game, dan Gadget mewah semuanya Shane sediakan dalam kamar mereka. Hanya saja Alfie selalu membatasi penggunaan benda-benda tersebut. Ia ingin kedua putranya bijak untuk menggunakan elektronik canggih tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident 2 (The Sequel)
RomanceTAMAT 15 Desember 2017 s.d 26 April 2018✍ [Book 2 of 3] Kesedihan, rasa sakit hingga pengorbanan adalah hal yang harus dihadapi Alfie dan Shane saat memperjuangkan ikatan cinta mereka di masa Ialu. Kini keduanya sudah terikat dalam ikatan suci. Keba...