16#LBAS2

1.6K 191 9
                                    

Shane memberhentikan mobilnya diparkiran basement gedung apartemen tempat Ally tinggal.

"Apa kau mau mampir dulu?" tanya Ally.

"Hmm..." Shane melihat jam tangannya sesaat.

"Kurasa lima belas menit berkunjung tidak jadi masalah." ujar Shane menyetujui ajakkan Ally untuk mampir ke apartemen nya.

Kemudian keduanya keluar dari dalam mobil dan segera menuju lift lalu naik keatas.

"Anggap saja rumahmu sendiri." ujar Ally begitu mempersilahkan Shane masuk ke apartemen miliknya.

Shane melihat apartemen milik Ally yang cukup mewah dan berkelas. Terlihat interior minimalis dengan kaca jendela besar yang memperlihatkan lanskap perkotaan dari ketinggian.

"Apartemenmu bagus juga." ujar Shane sembari menebarkan pandangannya ke seluruh sudut apartemen tersebut.

"Benarkah?"

"Ya. Aku menyukai caramu mengatur semua furnitur di dalam apartemen ini." ujar Shane merasa kagum.

"Itu foto-foto siapa?" Shane mendekat kearah lemari hias berwarna putih yang diatasnya terdapat beberapa bingkai foto yang tersusun rapi.

"Itu foto-fotoku dan adikku saat kami kecil dulu." jawab Ally sembari mendekati Shane yang sedang melihat satu persatu foto tersebut.

"Kau punya adik laki-laki? Kenapa aku tak pernah melihatnya dulu?" tanya Shane.

"Kami sudah lama terpisah." ujar Ally sedikit sendu.

"Terpisah? Maksudmu?" Shane menatap Ally sedikit iba namun ia penasaran dengan apa yang terjadi.

"Saat kedua orang tua kami bercerai, Aku dibawa oleh ayahku. Sedangkan adikku dibawa oleh ibuku. Kami berpisah bertahun-tahun lamanya." jelas Ally menerawang masa lalunya dengan raut wajah sendu.

Shane pun menatap gadis itu dengan iba. Perlahan secara tak sengaja ia meraih tangan Ally dan mengelus-elus punggung tangan gadis itu.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu bersedih." ujar Shane merasa tak enak hati. Ia memberi rasa simpatinya pada Ally.

Perlahan senyuman kecil terukir di bibir gadis itu.

"Tidak apa-apa, Shane." Vee merasa sangat nyaman sekali saat tangan Shane menggenggam tangannya.

Perlahan Shane melepas genggamannya dan membuat hati Ally sedikit kecewa.

"Ngg... Duduklah dulu, Shane." ujar Ally bermaksud ramah.

"Thanks." Shane berjalan kearah sofa dan duduk diatasnya.

"Apa kau ingin minum sesuatu? Teh? Kopi? Atau yang lainnya?" tanya Ally.

"Kurasa secangkir kopi saja. Biasanya aku mengantuk jika bekerja di siang hari." tukas Shane sedikit bergurau.

Ally sedikit tersenyum kecil.

"Aku akan membuatkannya untukmu."

"Thanks, Ally." Shane membalas tersenyum manis pada gadis itu.

Ally segera menuju ruang dapur dan membuatkan secangkir kopi untuk Shane. Tak sampai lima menit, gadis itu kembali dengan secangkir kopi ditangannya.

"Secangkir kopi hangat untukmu." ujar Ally dengan anggun.

"Terima kasih. Maaf sudah merepotkan." Shane sedikit merasa tak enak hati.

"Santai saja, Shane. Anggap saja kau sedang berada dirumahmu." balas Ally untuk membuat Shane tak lagi merasa canggung.

Shane tersenyum lalu menyeruput kopi dicangkirnya.

Love By Accident 2 (The Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang