34#LBAS2

1.8K 211 17
                                    

Shane cepat-cepat turun dari dalam mobilnya begitu sampai di rumah bibi Anne. Dirinya panik dan khawatir karena Alfie, Finn dan Charlie tidak pulang ke rumah sejak kemarin. Sudah dua kali ia datang kemari namun tak ada yang membukakan pintu. Shane menelpon Steve, Ramsey, Benny, bibi Anne namun tak ada satu pun dari mereka yang menjawab panggilannya. Bahkan ponsel Alfie pun tidak aktif. Pagi ini Shane datang lagi ke rumah bibi Anne untuk mencari Alfie.

"Alfie!!.. Apakah kau di dalam?!!.." seru Shane dengan gusar menggedor-gedor pintu rumah bibi Anne.

"Alfie?!!... Aku mohon biarkan aku bicara padamu!!..." Shane seakan memelas agar Alfie ingin bertatap muka dengannya. Ia berharap jika ada yang membuka pintu tersebut. Namun nihil. Rumah bibi Anne tampak kosong saat ia mengintip dari jendela.

"Kau mencari siapa, tuan?" teriak seorang tetangga di sebelah rumah bibi Anne yang melihat Shane tampak gusar di beranda rumah tersebut.

"Apakah rumah ini kosong?" seru Shane bertanya.

"Nyonya Anne belum kembali sejak kemarin siang."

"Apa?"

"Aku tidak tau dia pergi kemana. Seseorang sepertimu menjemputnya dengan mobil kemarin."

"Apakah itu Steve?" gumam Shane.

"Kenapa kau tak coba menelpon nyonya Anne?" tutur orang tersebut.

"B-baiklah. Terima kasih." seru Shane dan kembali berjalan ke mobilnya.

Ia kembali menghubungi Steve namun pria itu tetap tak menjawabnya. Shane pun berpikiran untuk pergi ke rumah Steve. Namun begitu sampai disana....

"Steve belum pulang ke rumah sejak kemarin. Dia bilang kalau semalam dia harus lembur." kata Linda ibunda Steve.

"Apa? Lalu kenapa dia tidak menjawab teleponku?" Shane lagi-lagi merasa putus asa tak mendapati keberadaan Alfie bersama kedua putranya.

"Benarkah? Mungkin dia masih tidur." jawab Linda.

Shane berpikir sejenak.

"Kemarin malam Steve bilang dia akan menginap di rumah teman nya." ujar Linda.

"Teman nya? Siapa?" tanya Shane.

"Ramsey. Pria manis yang sepertinya akan menjadi calon menantuku." jawab Linda dengan gelagat bergurau.

"Kalau begitu aku pergi dulu." sergah Shane dengan cepat.

"Kau tak ingin sarapan dulu, Shane?" seru Linda.

"Thank you, Linds." seru Shane sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Shane cepat-cepat mengendarai mobilnya menuju ke rumah Ramsey.

.
.
.

Steve baru saja selesai mandi saat Ramsey sedang menyiapkan sarapan. Ia bermalam di rumah Ramsey semalam. Meskipun Ramsey belum benar-benar menjawab perasaannya, dirinya selalu berusaha untuk mendekati Ramsey. Untungnya semalam Ramsey tak keberatan saat Steve meminta untuk bermalam di rumahnya. Itupun Ramsey berdalih karena sering bermalam di rumah Steve. Hanya bermalam dan tidak ada hal lain selain itu.

"Aku tidak begitu pandai membuat sarapan yang enak." ujar Ramsey sedikit merendah diri.

"Telur mata sapi dan daging asap ini terlihat sedap. Membuatku menjadi lapar." Steve tak menghiraukan perkataan Ramsey barusan. Segera ia mengambil tempat di hadapan meja makan.

"Kau ingin minum teh atau kopi?" tanya Ramsey.

"Kopi." jawab Steve dengan wajahnya yang berseri-seri.

Love By Accident 2 (The Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang