Ice cream

61 17 0
                                    

Austria

Siang itu, ia rela berdiri di bawah terik matahari demi menjeput gadisnya. Dengan modal kaos hitam serta jaket jeans yang selalu ia pakai juga kacamata hitam, membuat ia menjadi pemandangan indah bagi setiap sorot mata yang lewat.

"Calon mertua lama banget,sih." kata Zidan sambil melirik jam tangannya.

"Zidan!"

Suara gadis yang sangat familiar itu membuat dirinya segera berbalik, mendapati Aurin yang berlari kearahnya meninggalkan koper dan ayahnya, yang di tinggalkan pun hanya tersenyum melihat mereka.

"Aurin!"

Zidan pun berlari layaknya apa yang di lakukan Aurin, saat hampir dekat dengannya, Zidan malah melewati Aurin dan pergi mencium tangan ayah Aurin.

Sejak kapan papa jadi Aurina? Batin Aurin sambil mengerucutkan bibirnya.

"Lo jangan ninggalin koper sembarangan, bentar hilang baru nangis ke gue." protes Zidan melihat Aurin masih saja ceroboh.

"Kan, gue ninggalin di samping papa gue." jawab Aurin.

"Lo gak liat papa lo bawa koper juga?" Kesal Zidan.

"Ih, kok lo yang marah? Gue kan baru nyampe ini, udah di marahin aja." kata Aurin mengambil kopernya lalu naik ke taksi yang sudah ada di bandara.

"Sabar yah, nak." kata ayahnya Aurin lalu menyusul anaknya.

"Lah, gue di tinggal? Percuma dong gue nunggu, demi kerang ajaib." katanya lalu segera pergi menyusul taksi Aurin.

...

Gadis itu masuk ke dalam apartemen, sedangkan ayahnya langsung pergi mengurus proyeknya tanpa mampir, sebenarnya ia ingin langsung pergi bersama Zidan, namun ia masih kesal karena sikapnya itu.

Drrt! Drrt!

"Apaan?"

"......"

"Males"

"......"

"Ice cream? Oke di mana?"

"....."

"Lo kira gue hafal jalanan di sini, yah lo jemput gue lah botak!"

"....."

Setelah sambungan teleponnya terputus, ia langsung mengambil jaket, bisa bisanya Zidan meminta dirinya pergi ke taman dekat kedai ice cream.

Ia menatap pantulan dirinya di depan cermin, sambil memakai sedikit make up pada wajahnya.

Ting! Ting!

Suara Klakson mobil sudah terdengar, ia langsung berlari keluar dari apartemen, ia sempat terpaku menatap ketampanan Zidan hari ini, lalu tidak berlangsung lama ia segera menatap tajam Zidan ketika mengingat kejadian tadi.

"Selama lo di sini, lo selalu ganteng begini?" Katanya memastikan.

"Kalau ketampanan gue sih emang tiap menit begini, tapi soal pakaian ngapain gue tiap hari pake ginian, buat keluar masuk rumah sakit doang." katanya.

Gadis itu bernapas lega, karena jika pacarnya berpenampilan seperti itu setiap hari, maka mata cewek di negara ini akan tertuju padanya selalu.

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang