Hadiah

79 15 0
                                    

Ia menarik napas dalam-dalam, menghirup udara segar pagi hari dan melihat pemandangan indah di hadapannya. Namun, senyumnya tiba-tiba memudar saat melihat beberapa orang yang menjemputnya di bandara, disana tidak terlihat batang hidung pacarnya.

"Aurin beneran nggak ikutan jemput gue? " tanya Zidan meskipun ia sudah tahu.

"Katanya sih, masih pengen tidur, ngantuk banget kayaknya." jawab Lena.

"Selamat ulang tahun bro! " kata Adam dan Khaesa.

"Selamat ulang tahun yah,Zidan." kata Lena dan Lauren.

"Tante duluan yah, sebentar kalian ke rumah, buat acara ulang tahun Zidan, ajak Aurin juga." jelas Selena sebelum meninggalkan mereka berlima.

"Kalian duluan aja, gue mau ke rumah Aurin dulu." kata Zidan.

"Eh, gak usah. Katanya dia bakal nyusul ke rumah lo sebentar pas acara." cegah Lauren.

"Udahlah, gue laper nih nungguin lo daritadi." kata Adam lalu menarik Zidan.

"Yaudah, ayo." pasrah Zidan.

Didalam perjalanan, ia tidak henti-hentinya mengirimi Aurin pesan dengan harapan ia mendapat balasannya segera.

Aurina salzabila

Rin!

Lo masih tidur?

Kita semua acara di rumah gue

Tega banget lo

Yaudah kalau lo udah bangun langsung ke rumah gue yah

Apaan sih lo

Ganggu banget

-_-

Sedangkan di sana, Aurin tak hentinya menahan tawa. Rencananya berhasil, karena Zidan percaya bahwa dirinya masih baru bangun dari tidurnya, padahal saat ini ia sudah tampil cantik di depan toko kue ulang tahun.

"Mbak, saya mau yang itu" tunjuk Aurin pada sebuah kue yang sangat menarik perhatiannya.

"Mohon di tunggu yah, Mbak. " ujar pelayan toko tersebut.

Sambil menunggu, ia mengambil ponselnya lalu mengirimi sahabatnya pesan.

Permen karet

Stand bye di sana
Gue udah mau otw nih

Lauren: emang kuenya udah ada?

Lena : yaudah lo ke sini aja kita lagi ada di belakang nih.

Oke
Udah dulu yah
kuenya udah siap

Ia segera membayar kue yang ia pesan, dan langsung masuk ke dalam mobilnya segera menuju ke rumah Zidan.

...

Disini mereka berlima berkumpul, menunggu Aurin membawa kue tersebut. Ibunya Zidan pun sibuk memasak sedangkan Zidan hanya mengerucutkan bibirnya menunggu pacarnya datang.

"Jangan cemberut mulu, ntar bibir lo jatuh." kata Adam tertawa.

"Lebay amat, Aurin kan sudah pasti mau datang, tunggu aja lah. " cibir Khaesa.

"Tapi kok lama banget? " tanya Zidan.

"Lo kan tau dia bawa mobil." jelas Lena

Aurina salzabila

Lo di mana?

Kapan sampenya?

Lo lama banget sih

Woi

Lama

Gue kangen

Lo bisa nunggu gak?

Gak sabaran banget

Ntar kue ultah lo gue bonyokin nih

Lah, yaudah deh gue nunggu

Nunggu

Nunggu

Sambil menyetir, ia tertawa sendiri melihat sikap Zidan yang tidak sabaran seperti itu, membuat Aurin merasa sangat penting baginya. Entah bagaimana ekspresi Zidan saat ia sampai di sana, ia sudah tidak sabar melihat wajah yang ia rindukan selama ini.

Tinggal satu belokan ia akan sampai di rumah Zidan, ia membelokkan mobilnya dengan sempurna.

Namun, mobil dari arah berlawanan melaju kencang membuat Aurin panik setengah mati dan tidak sempat berfikir membuat mobil yang ia kendarai tertabrak kencang mobilnya.

Seketika dunianya menghitam, rasa sakit di sekujur tubuhnya terasa mati rasa, lalu kemudian ia mendengar suara ledakan. Tangan gemetarnya, ia mengambil ponselnya yang sudah retak dan menekan tombol panggilan.

Halo, lo di mana? Lama banget.


Rin?

Rin?

Halo?

Lo kenapa?

Jawab gue Rin!

AURIN LO KENAPA?!

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang