Bianca

116 30 3
                                    

"Aku ingin menjadi peri waktu, agar aku bisa menikmati waktu saat bersamamu"

☆☆☆

Hari bergembira bagi siswa Galaxy high school karena hari ini mereka harus membuka lembaran baru di kelas baru. Namum agak tidak menyenangkan bagi keempat permen karet itu karena salah satu dari mereka yaitu Lena akan di pindahkan ke kelas unggulan bersama Khaesa, Khaesa memang selalu bersama game onlinenya tapi jangan hiraukan kepintarannya.

"Gimana kelas baru lo Len?" Tanya Aurin

"Membosankan baget Rin, hening" jawab Lena

"Gak ada cogant kan Len?" Tanya Adam. Yah keempat permen karet itu bergabung dengan kelompok Zidan

"Gue juga mau dong pindah ke kelas lo Len" rengek Lauren sambil melirik kearah Khaesa yang sibuk lagi main game

"Alay lo" Lauren mendapatkan satu toyoran dari Angel

"Hubungan lo sama Aldy gimana?" Tanya Lena pada Angel

"Jalan mulus bro" cengir Angel lalu menatapa Aurin yang terlihat canggung begitupun dengan Zidan

"Canggung banget nih" sindir Adam menyenggol siku Zidan

"Apasih? Gaje banget" bela Zidan lalu menatap Aurin, ia memang canggung semenjak hari di mana ia mengatakan bahwa belum bisa membalas perasaan Aurin, kemarin pun saat mereka bertemu Zidan mati-matian berusaha bersikap seperti dulu lagi demi Aurin.

Pesanan mereka telah datang, lalu Zidan berpindah tempat yang tadinya di depan Aurin sekarang memilih untuk di samping gadis itu, Aurin yang melihat Zidan berpindah itu langsung saja gelagapan dan tidak lama setelah itu Bianca masuk ke kantin dan melihat kedua insan itu duduk bersama.

"Panasa nih panas!" Sindir Lauren melihat Bianca menatap Aurin tajam, Bianca berjalan melewati Aurin berusaha santai dan memesan satu jus jeruk dan ingin kembali duduk di tempatnya namun ia dengan sengajanya menumpahkan jus itu tepat di baju Aurin.

"Ups maaf yah Rin gue sengaja" kata Bianca

"Eh dasar lo cabe kering, emang itu jus udah lo lunasin? Belum lagi kalau lo ngutang udah berani numpahin itu di baju Aurin!" Emosi Lauren

Lena baru saja ingin melemparka buku tebalnya ke arah Bianca namun di tahan oleh Adam karena ia sudah pernah merasakannya.

"Sabar dulu Len, nanti lo gak baca buku lagi" kata Adam menasehati Lena

"Dasar lo cabe kering kegatelan, ambil tuh Zidan lo! Lo juga Dan garukin tuh cabe kering!" Emosi Lena menatap tajam Zidan yang hanya diam

"Gini nih yah Bianca, gue gak mau main kasar sama cewek, jadi apa masalah lo sama Aurin hah?" Tatapan Zidan berkalut menatap Bianca, entah mengapa ia tidak bisa melihat Aurin seperti ini

"Udahlah lo gak usah belain Aurin, lo kan gak punya perasaan sama dia dan lo Aurin gak usah kegatelan ngedeketin Zidan" kata Bianca meremehkan Aurin

Aurin yang sedari tadi hanya dia mulai berbicara dan menatap tajam Bianca

"Maaf yah cabe, gue gak seperti lo yang nyuruh cowok yang jelas-jelas bukan pacar lo untuk ngejauhin seseorang, lo terlalu senang karena Zidan gak balas perasaan gue tapi lo yakin Zidan buka hati buat lo?" Jelas Aurin

Plak!

Satu tamparan mendarat keras di pipi Aurin membuat yang di tampar mengeluarkan air matanya, Zidan yang melihat itu mulai geram dengan Bianca

"Yang di katakan Aurin benar, gue kira waktu lo ngajak gue ke cafe waktu itu cuman karena mau ngebahas sekolah tapi lo malah bahas hal yang tidak berguna bagi gue dan ya, lo udah yakin kalau gue buka hati buat lo?" Kata Zidan menohok hati Bianca, Bianca yang sudah malu setengah mati lalu meninggalkan kantin

Zidan sudah melihat seberapa besar perjuangan Aurin untuk memperjuangkan perasaannya, ia juga menyukai Aurin tapi belum bisa memastikan bahwa perasaannya yang ia punya memang untuk Aurin atau hanya karena Aurin selalu berada di sisinya

Aurin menatap Zidan lekat-lekat lalu meninggalkan mereka semua, ia berjalan ke taman belakang sekolah. Untuk saat ini ia hanya ingin sendiri dulu, ia sudah memastikan untuk tetap memperjuangkan perasaannya kepada Zidan namun entah kali ini apakah dia masih ingin bertahan atau berhenti.

☆☆☆

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang