Pagi sudah menunjukkan sinar hangat mentari saat Ayu tiba di rumahnya, ia melihat mobil Audi hitam terparkir di halaman rumahnya. Ayu menghela nafasnya pelan, ia lupa jika pagi ini janjian dengan Alden untuk pergi olahraga bersama ke taman kota.
Tapi saat ini kondisi fisik dan batin nya terasa sangat lelah, rasanya hanya ingin merebahkan tubuhnya lalu tidur dengan lelap, mengistirahatkan sejenak hati dan pikirannya dari semua cerita yang terus terngiang di telinganya.
Cerita kelam masa lalu seseorang yang mengubah hidupnya.
Wangi aroma pandan dan gurih kelapa menyerbu hidungnya saat Ayu dan Yogi membuka pintu rumah, disana ada Alden dengan pakaian casualnya tengah duduk di sofa ruang tamu bersama Jessi yang tengah memangku Chika. Putri kecil Jessi sedang asyik memainkan boneka di tangannya dan menggumam dengan perkataan yang tidak jelas sambil disuapi nasi uduk oleh Jessi.
Perbincangan mereka terhenti saat melihat Ayu dan Yogi muncul di tengah mereka, terutama kondisi keduanya yang tidak bisa dibilang baik-baik saja. Yogi dengan wajah ditekuk , dan raut wajah Ayu yang tampak lelah, sembab di matanya juga kemerahan di hidungnya, seperti habis menangis.
Alden bangkit dari duduknya dan segera berdiri menghampiri Ayu dan memeluknya.
"Whats wrong, honey? apa semua baik-baik saja?" tanya Alden khawatir.
Ayu tidak menjawabnya, ia hanya membalas pelukan laki-laki dihadapan nya itu, mencari sandaran dalam dirinya yang selalu meberikan perlindungan untuknya.
"Rangga kenapa, Ayu? Della gimana?" tanya Jessi, beranjak dari duduknya sambil menggendong Chika .
Yogi mengambil Chika dari gendongan Jessi lalu berkata,
"Mereka baik-baik saja. Mulai saat ini jangan sebutkan nama mereka di rumah ini lagi," ucap Yogi ketus.
"Kenapa, apa yang terjadi?" tanya Jessi penasaran.
"Al, bawa Ayu ke kamarnya untuk beristirahat. Dia sangat kelelahan. Kita bicarakan ini nanti saja Jess, aku juga lelah," balas Yogi sambil menggendong Chika ke kamarnya.
"Apakah kalian tidak sarapan dulu? Aku sudah buatkan nasi uduk untuk kita sarapan," ajak Jessi
"Kamu mau sarapan dulu, Yang?" tanya Alden pelan sambil mengelus rambut kekasihnya, yang kemudian dijawab gelengan halus dari Ayu.
"Aku hanya ingin tidur," lirih Ayu.
"Sayang, buatkan saja Ayu susu hangat. Dia tidak akan mau makan dengan pikiran penuh seperti itu," ucap Yogi dari dalam kamarnya.
Jessi dan Alden mengernyitkan dahinya mendengar perkataan Yogi, hati mereka bertanya-tanya mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi malam tadi. Tapi kondisi Ayu saat ini tidak memungkinkan untuk bercerita, istirahat adalah hal yang ia butuhkan. Mungkin mereka akan mendapatkan jawaban nya segera dari Yogi, setelah pria itu selesai membersihkan dirinya.
Alden mengantar Ayu masuk ke kamarnya, menaruh tasnya dan membuka sweater yang membalut tubuhnya, ia masih terdiam tanpa suara.
"Kamu ganti baju dan bersihkan diri ya, aku akan bawakan susu hangat untukmu," ucap Alden sambil mengusap pelan rambut Ayu, menutup pintu kamar lalu berjalan ke arah dapur.
Sekembalinya dari dapur, Alden duduk di tepi ranjang Ayu menunggui kekasih hatinya yang tak kunjung keluar dari kamar mandi, hanya terdengar suara gemericik air di dalam sana. Alden masih setia menunggu, sampai tak terasa susu yang dibawanya kini sudah berubah menjadi dingin dan Ayu belum juga keluar dari kamar mandi.
Ceklek.
Saat Alden ingin mengetuk pintu kamar mandi, ternyata Ayu sudah membuka pintunya terlebih dahulu. Mata kekasihnya juga hidungnya terlihat memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ayudia (Repost)
RomanceAyu berusaha mempertahankan pernikahannya yang telah berusia lima tahun seorang diri. pernikahan yang sengaja dirancang sedemikian rupa leh ibu mertuanya yang memiliki maksud tertentu kepada dirinya. ia sudah berusaha yang terbaik untuak anak dan su...