Ayu 09

29.4K 2.1K 39
                                        


Selamat membaca kelanjutannya ya. konflik dimulai, yang manis-manisnya udah abis.
**

  Jam dinding menunjukkan waktu masih cukup dini untuk insan manusia beraktifitas, tapi tidak untuk Ayu. Pukul 04.00,  adalah waktunya untuk bangun dari tidur dan memulai hari mengurusi rumah dan keluarga kecilnya. Biasanya ia akan langsung mengurusi dapur, membuat sarapan. Walaupun ada ART di rumah itu, tapi urusan masak memasak hanya dipercayakan kepada Ayu saja. Dan setelah urusan dapur selesai, ia menyiapkan bahan-bahan dan catatan untuk keperluan restoran keluarga Aditya.

Ayu terbangun masih dalam pelukan hangat Rangga. Dengan kaki yang membelit disertai pelukan erat tangan besar pada tubuhnya, membuat Ayu sulit bergerak untuk turun dari ranjang. Ia mendongakkan kepala, memandangi wajah suaminya yang masih terlelap dalam mimpi. Suara dengkuran terdengar halus menggelitik wajahnya. Ia hanya terdiam menikmati pemandangan indah yang menyenangkan hatinya, memindai perlahan keseluruhan wajah itu. Tatapannya berhenti, di tanda yang semalam membuat hatinya gelisah. Warnanya sudah memudar, tapi rona merah itu masih ada.

Ayu mengangkat tubuh, lalu memberikan kecupan kecil pada rahang suaminya. Bergerak turun ke leher, mencium dan menghisapnya pelan, tepat di mana tanda itu berada.  Mengganti tanda kepemilikan itu, dengan tanda dari dirinya.

Milikku.


"Emhhh ...." Terdengar lenguhan pelan dari bibir pria itu. 

"Sayang ... kau membangunkan singa tidur," ucap Rangga. Dia mengeratkan pelukan pada tubuh mungil Ayu, dan menciumi puncak kepala istrinya. "Kamu selalu saja menggodaku, tapi berakhir aku yang harus menahan diri," tambahnya masih dengan mata terpejam. Dia mengerucutkan bibirnya pura-pura kesal, lalu disambut tawa kecil Ayu.

"Cium dikit aja kok, emangnya nggak boleh?" goda Ayu.

"Banyak juga boleh, Ay. Tapi kamu masih sakit," balas Rangga, sambil memberikan lagi kecupan–kecupan kecil di wajah istrinya.

"Terapis kenalan Ayah itu jago juga, ya. Kakiku kerasa lebih baik, nggak sakit lagi dibawa jalan. Biasanya kan kalau berdiri lama-lama, suka nyeri gitu."

Rangga melepaskan pelukannya. Tubuhnya terlentang menatap langit-langit kamar, sementara satu tangan yang lain  menarik tubuh Ayu berbaring di atas dadanya. Pikirannya berkelana ke hari kemarin, di mana dia memilih meninggalkan istrinya dan melupakan janji pada Della hanya karena seorang wanita lain yang ada di hatinya.

"Maaf, kemarin aku mengingkari janjiku sama kamu dan juga pada Della."

Ayu terdiam, menunggu apa yang selanjutnya akan dikatakan suaminya. Apakah dia akan mulai berbicara jujur kepadanya atas apa yang terjadi pada hari kemarin.

Suasana mendadak hening. Mereka hanyut dalam pikirannya masing-masing. Tangan Rangga mempermainkan rambut panjang istrinya, sedangkan tangan Ayu bermain di atas dada sang suami. Ia kembali menelan kecewa, karena suaminya tidak menyingung apa-apa tentang wanita itu. Entah sampai kapan suaminya akan terus merahasiakan itu darinya.

"Mas, sudah adzan tuh. Shalat subuh, ya. Aku mau bangunin Della terus bikinin sarapan," ujar Ayu, sambil berusaha beranjak dari ranjang. Namun, tangannya dicekal oleh sang suami yang kemudian menariknya kembali ke dalam pelukan Rangga.

"Sebentar lagi, Sayang. Aku masih ingin memelukmu sebentar saja." Rangga menenggelamkan wajahnya di cerukan leher Ayu, menghirup aroma wangi lembut istrinya yang sangat dia sukai.

"Maafkan aku." Rangga pun meringis dalam hati.

Seakan mengerti kegundahan hati suaminya, Ayu mengelus rambut hitam milik Rangga lalu menepuk bahunya pelan. Wanita itu terkikik geli saat hidung mancung Rangga mengendus dan bergerak di sepanjang lehernya, yang kemudian diteruskan oleh pria itu untuk menggoda sang istri. Dia bergerak menindih Ayu, dan melanjutkan kelitikan di pinggang wanita itu yang membuatnya meronta-ronta dan tertawa.

Cinta Ayudia (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang