Repost terakhir ya, inilah endingnya.
Selamat membaca.***
Alden dan Rania duduk bersebelahan menikmati angin semilir senja yang mulai datang, mereka sama-sama terdiam hanyut dalam buaian angin.
"Bagaimana kabar Rangga, kabarnya dia sudah sadar?" tanya Alden, memecah kebisuan antara mereka berdua.
"Alhamdulilah, dia sudar sadar. Dia Masih sering tertidur efek dari obatnya"
"Apakah dia tahu bahwa besok Ayu akan menikah?"
"Dia sudah tahu"
"Apa reaksinya?""Memangnya reaksi seperti apa yang kamu harapkan? Depresi, kecewa? Lalu menghalangi pernikahan mu, membawa dan merebut Ayu?" tanya Rania sarkas.
"Adikku bukan orang seperti itu. Ia akan membiarkan Ayu bahagia dengan pilihannya. Baginya, kebahagiaan Ayu adalah segalanya walaupun ia bukanlah bagian dari kebahagiaan itu. Dia mengorbankan segalanya hanya untuk Ayu, kamu pasti tahu itu" tambah Rania.
"Aku hanya berdoa bahwa Ayu yakin dengan pilihannya, ia berhak untuk bahagia setelah semua yang dialaminya" gumam Rania.
Deg
Walaupun pengharapan itu diucapkan pelan oleh Rania tapi Alden dapat mendengarnya dengan jelas, perkataan Rania menyentil hatinya kuat.
Benarkah Ayu bahagia?
"Ketahuilah Al, keegoisan mungkin bisa menyenangkan dan memuaskan hatimu tapi belum tentu dengan orang di sekelilingmu. Dan saat sesal itu datang, semuanya telah terlambat," ucap Rania.
"Tidak pernah aku merasa sebersalah ini akan keputusan yang kuambil delapan tahun lalu. Akulah yang menyebabkan Ibuku menjalankan rencana-rencananya untuk makin membuat hidup Ayu menderita, juga menyakiti hati semua orang."
"Jika saja aku menerima bayiku saat itu, aku mungkin tidak akan pernah merasakan sakit dan kecewanya saat Della memanggil oranglain sebagai Bundanya. Harusnya aku yang lebih disayang oleh Della, harusnya aku yang menjadi tumpuan anakku saat bersedih dan harusnya namaku yang tertera di sana sebagai Ibu kandungnya."
Mata Rania berkaca-kaca mengeluarkan apa yang ia pendam selama ini.
Rasanya Alden kembali ditampar di tempat yang sama, apa yang dirasakan Rania sama seperti yang dialaminya sekarang. Hatinya sedih juga menyesal karena bukan dirinya yang kini berdiri mendampingi putranya. Putranya tumbuh di tangan pria lain dan lebih nyaman bersamanya dan tidak memedulikan mengenai siapa Daddynya. Dan mungkin bukan namanya yang tertera di sana sebagai Ayah kandungnya.
"Jika saja aku menerima dengan ikhlas kehadiran nya sebagai anakku dan tidak memberikan nya kepada orang lain, mungkin saat ini aku sudah hidup bahagia berdua dengan Della sebagai Ibu dan anak sesungguhnya. Dan aku juga tidak menyebabkan penderitaan besar untuk adikku juga wanita yang di cintainya."
"Mereka berdua saling mencintai, aku tahu itu sejak dulu. Tapi peristiwa-peristiwa itu membuat mereka berpisah, mereka tidak bersalah. AKU YANG BERSALAH !!" Rania menangis kencang, menyalurkan kesedihan dan penyesalan terdalamnya.
Alden merapat dan memegang bahu wanita itu yang bergetar kuat karena tangisannya. Kedua tangan Rania menutup wajahnya, berusaha menahan suara isakan nya terdengar lebih keras lagi.
"Karena keegoisanku, semuanya terluka. Karena aku, obsesi Ibuku semakin menjadi. Karena aku, Della selamanya tidak akan pernah tertulis menjadi anak kandungku. Karena aku, keluargaku hancur. Karena aku, orangtuaku bercerai. Karena aku, adikku harus merelakan wanita yang dicintainya pergi dari sisinya. Karena Aku, Ayu harus banyak mengalami kesedihan. Nyatanya kebebasan dan karir yang aku inginkan kini tak berarti dalam hidupku, tidak bisa menolongku keluar dari Masalah-Masalah ini. Semua itu karena, Ego"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ayudia (Repost)
Storie d'amoreAyu berusaha mempertahankan pernikahannya yang telah berusia lima tahun seorang diri. pernikahan yang sengaja dirancang sedemikian rupa leh ibu mertuanya yang memiliki maksud tertentu kepada dirinya. ia sudah berusaha yang terbaik untuak anak dan su...