Ayu tengah memilah-milah dokumen yang berserakan di atas meja kafe, ia mencermati kembali data yang ia dapatkan di gerai ini sambil menunggu pesanan makan siangnya datang. Saat ini ia tengah berada di foodcourt salah satu mall di Jakarta, ia telah selesai melakukan survey juga mengumpulkan beberapa data lalu memutuskan untuk rehat sejenak di kafe ini untuk makan siang.
Ayu saat ini tidak pergi ke kantor pusat seperti biasa, karena hari ini adalah jadwalnya untuk melakukan kunjungan ke beberapa gerai departemen store milik Richardson inc. guna melengkapi Tugas Akhirnya. Ya, ia memilih melakukan riset pemasaran pada beberapa gerai milik Alden dan pria itu tak keberatan Ayu menjadikan salah satu anak perusahaan nya di bidang ritel dan fashion itu sebagai bahan skripsinya.
Saat ini Alden tengah melakukan perjalanan bisnis keluar negeri beberapa hari, jadi ia memutuskan untuk pergi survey saja daripada di kantor harus bertemu lagi dengan Dika. Semenjak pembicaraan Ayu dan Alden kemarin di mobil Alden, ia memutuskan untuk menjaga jarak dengan teman lamanya tersebut.
Selain untuk menjaga perasaan Alden, ia juga sebenarnya merasa sedikit tidak nyaman dengan sikap Dika yang jauh berbeda dengan yang ia kenal dulu.
Tidak ada lagi Dika yang manis dan tertutup, yang ia lihat dan dengar sekarang adalah seorang Sandika Pratama yang flamboyan, sering tebar pesona dan tipe pemain wanita, player. Bertahun-tahun tidak bertemu membuatnya menjadi pribadi yang sangat berbeda, dan Ayu merasa tidak nyaman saat berdekatan dengan Dika.
Kring... kring...
+62856789xxxxxx calling...
Ayu mengernyitkan dahinya saat sebuah nomor tak dikenal menghubungi dirinya, yang akhirnya ia angkat, khawatir ada sesuatu yang penting.
"Hallo, selamat siang," ucap Ayu.
"Ayuu... kamu dimana sayang?" balas suara di seberang sana.
"Hah sayang? Ini siapa, ini bukan suara Alden" batin Ayu
"Ini siapa?" tanya Ayu heran
"Astagaa... jadi nomer ponselku tidak kamu simpan ya? Apa kartu namaku berakhir teronggok di tempat sampah?" tanya lagi suara pria di seberang sana.
Glek...
Ayu langsung menyadari suara siapa yang berada di seberang ponselnya saat ini, pria yang tengah di hindarinya.
"Dika ya? Maaf, aku lupa belum simpan nomer hp kamu dan kartunya juga aku lupa taro dimana," jawab Ayu, ia menggigit pipi dalamnya berusaha tidak gugup karena telah berbohong.
Terdengar helaan nafas berat Dika, "sudah kuduga. Kamu dimana sekarang? Aku lagi di kafetaria makan siang sama Dessi, kesini dong."
"Eh, aku lagi gak di kantor, ada tugas luar. Aku gak ke kantor pusat beberapa hari ini."
"Kok gitu? sama Bos kamu ya?"
"Enggak kok, aku lagi riset pemasaran beberapa gerai anak perusahaan Richardson. Jadi aku mondar mandir sana sini, senin baru aku ngantor lagi."
"Enak banget ya jadi kesayangan bos, bisa gak ngantor."
"Apa maksud kamu?" Suara Ayu agak meninggi mendengar perkataan Dika yang menggelitik hatinya.
"Dika, tolong kamu jangan beranggapan negatif dan mempercayai perkataan orang lain yang tidak-tidak tentang saya. Pak Alden sendiri yang memerintahkan saya untuk menjadikan anak perusahaan nya sebagai bahan Tugas Akhir kuliah saya, karena itu juga bisa menjadi bahan evaluasi untuk perusahaan nya. Saya pun harus berkeliling Jakarta mendatangi semua gerainya untuk mendapatkan data, dan itu bukan hal yang mudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ayudia (Repost)
RomanceAyu berusaha mempertahankan pernikahannya yang telah berusia lima tahun seorang diri. pernikahan yang sengaja dirancang sedemikian rupa leh ibu mertuanya yang memiliki maksud tertentu kepada dirinya. ia sudah berusaha yang terbaik untuak anak dan su...