Ayu 42

17.8K 1.3K 94
                                    

Jessi tengah membantu membereskan barang-barang Ayu ke dalam tas yang akan Ayu bawa pulang, hari ini ia sudah di ijinkan pulang oleh dokter yang merawatnya.

"Jadi kamu akan bersama dengan keluargamu sampai hari pernikahan?" tanya Jessi.

Ayu mengangguk malas, pikiran nya seolah terbagi memikirkan hal lain.

"Kenapa, Ayu?" tanya nya lagi.

"Bisakah kamu mengantarku ke makam Mas Angga? Aku ingin menemuinya sebelum menikah dengan Alden," mohon Ayu.

Gerakan Jessi sempat terhenti saat Ayu mengajukan permohonan itu, kepalanya yang sedang menunduk membuat Ayu tidak melihat jelas raut wajah Jessi yang tampak kaget dan gugup.

"Eumm... lebih baik kamu minta ijin dulu sama Alden. Aku sedang malas berada di dekatnya, dia membuatku tak nyaman," ucap Jessi pelan.

Ayu merasa tertarik dengan perkataan sahabatnya itu, karena ia pun merasakan hal yang sama.

"Kamu merasakan nya juga? kukira cuma aku aja yang lihat Alden tampak berbeda beberapa hari ini. Dia bersikap aneh, seperti orang linglung juga khawatir berlebihan. Sepertinya ada yang ia sembunyikan dari aku. Mungkinkah berkaitan dengan masa lalunya?"

Jessi menelan ludahnya pelan, ia tak mampu berkata apa-apa.

"Kamu sudah yakin akan menikahi Alden?"

"Aku tidak tahu Jess. Kau tahu, hati ini masih berdarah, masih berduka akan kehilangan orang yang sangat berarti di hidupku. Apalagi setelah tahu apa saja yang telah ia lakukan demi aku, aku baru menyadari rasa cintanya yang begitu besar untukku. Seandainya saja dulu aku tidak melepasnya begitu saja, mungkin kami masih bersama melewati semua kesulitan ini," Ayu terdiam sesaat, hatinya kembali teremas-remas sakit mengingat pria itu.

"Sebenarnya aku masih ingin menenangkan diri, menghabiskan waktuku hanya sendiri di kamarku, mengingat kembali masa-masa bahagia kita dulu, sebelum aku melangkah kembali melanjutkan hidupku. Aku merasa ada yang kosong dalam jiwaku, entahlah...." Ayu terdiam sesaat, "untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku tidak tahu apa yang aku harus lakukan selanjutnya. Seolah semua ini hanya mimpiku saja. Aku belum siap jika harus menikah dalam keadaan seperti ini, Jess" lanjutnya.

Jessi memeluk tubuh Ayu yang mulai bergetar menahan tangis, ia menepuk-nepuk pelan punggung sahabatnya.

"Tenangkan dirimu, berkumpulah dengan keluargamu. Semoga akan ada jawaban atas keraguanmu itu."

Jessi menghapus airmata di wajah cantik sahabatnya itu.

"Masih ada beberapa hari lagi sebelum pernikahanmu, pikirkan dan bicarakan baik-baik dengan Alden tentang kekhawatiran mu."

Ayu mengangguk, tepat saat pintu rawatnya terbuka dan munculah paman nya juga Alden yang datang menjemputnya.

"Semuanya sudah selesai?" tanya Hendrawan.

"Sudah Paman," jawab Jessi dan Ayu bersamaan.

Alden lalu menyuruh supirnya yang berada di belakangnya untuk membawa barang-barang Ayu.

"Aku akan mengantarmu ke depan sayang," ucap Alden.

"Hmm..." Ayu hanya tersenyum membalas perkataan Alden, ia berjalan sambil merangkul lengan Paman nya.

Ia sangat menyukai bau Paman nya yang sama seperti Ayahnya, terasa sangat menenangkan. Kini ia punya seseorang pria yang bisa ia jadikan sandaran, tempatnya berkeluh kesah. Selama Paman nya menemaninya di RS, ia melihat bahwa sikap dan perilaku Paman nya itu persis seperti Ayahnya, membuat hatinya terasa tenang juga nyaman bersamanya.

Cinta Ayudia (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang