Ayu 36

21.6K 1.3K 35
                                        

Sudah seminggu sejak kejadian di apartemen Rania waktu itu, Ayu memilih melanjutkan kembali hidupnya daripada berkutat terus dengan masa lalu. Lagipula iapun sibuk menyiapkan persiapan pernikahan nya, ia dan Jessi sudah menyiapkan daftar tamu undangan untuk langkah awal. Sementara desain undangan sudah ia percayakan pada Mami Riana dan Alden.

Walaupun kini kesibukan nya bertambah, ada yang masih mengganjal di hatinya mengenai satu hal, Aradella. Entah kenapa putri kecilnya kini sulit di hubungi.

Ia menghubungi ke ponsel milik putrinya itu tapi sering tidak aktif, pernah terdengar nada sambungnya tapi Della tidak mengangkat panggilan nya. Untungnya pesan yang ia kirimkan selalu dibalas oleh putrinya, tapi itu masih belum mampu menghilangkan kerinduan di hati Ayu. Ia merindukan suaranya, celotehan pintar dari bibirnya, pelukan nya juga tingkah usilnya.

Bunda kangen kamu, Nak.

Selama 7 tahun lebih kehadiran Della di dunia ini, tak pernah dirinya merasa serindu ini pada gadis kecilnya itu. Hatinya gelisah memikirkan kemungkinan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan pada Della, pikiran Ayu menjadi tidak tenang. Ingin ia menghubungi Rangga atau Rania, tapi hatinya merasa enggan. Ia teringat kembali perkataan Yogi juga Alden agar menjauhi keluarga Aditya untuk sementara, selain itu Ayu merasa harus berusaha lebih keras untuk menghilangkan pengaruh Rangga pada dirinya.

Ia akui dirinya masih peduli pada Rangga, hatinya ingin tahu kabar pria itu saat ini, apakah kondisinya sudah lebih baik? Apakah ia masih bergelung dengan depresinya?

Apakah...

Ayu berusaha menekan semua perasaan nya, dan kekhawatiran nya karena kini ia punya hati pria lain yang perlu di jaga. Hati seorang pria yang telah memberinya kepercayaan untuk menemani calon suaminya itu seumur hidupnya, pria yang mampu menjadikan dirinya ratu di kehidupan nya.

Ayu tersentak kaget saat seseorang mengganggu lamunan nya.

"Heii ... bengong aja," tegur Sarah sambil duduk kembali di kursinya.

Ayu hanya tersenyum terkekeh,

"Kan gak ada tulisan 'dilarang melamun'. Jadi sah-sah aja kan kalau melamun."

"Ngelamun jorok yaaa," canda Sarah.

"Aishhh ... apaan sih. Gak ada yaa," elak Ayu.

"Beneran juga gak apa-apa kok hihihi ... bentar lagi kan jadi manten juga," ledek Sarah.

"Apaan sih, enggak mikirin itu kok."

"Iya deh ... gak usah marah-marah calon manten, nohh calon mempelai pria nungguin di dalem. Alden nyuruh kamu ke ruangan nya."

"Ngapain?"

"Gak tau. Cepet masuk sana, mungkin tentang persiapan pernikahan kalian," ucap Sarah sambil mengendikkan bahunya.

Ayu pun beranjak dari kursinya lalu berjalan masuk menuju ruangan Alden, pria itu tengah duduk di kursi kebesaran nya sambil menatap serius laptop di hadapan nya.

Tok..tok..

Ayu mengetuk pintunya pelan, mengisyaratkan bahwa dirinya sudah berada di dalam ruangan tersebut sesuai yang diperintahkan.

Alden mengangkat wajahnya lalu tersenyum dengan senyuman yang paling tampan pernah Ayu lihat. Senyum yang mampu melelehkan hati wanita yang melihatnya, termasuk Ayu. Entah kebaikan apa yang dilakukan orangtuanya dulu, sehingga ia bisa mendapatkan calon suami sesempurna Alden.

"Kemari sayang," perintah Alden sambil menggerakkan tangan nya menyuruh Ayu untuk mendekati mejanya.

"Ada apa Al, apakah ada laporan ku yang salah?" tanya Ayu cemas.

Cinta Ayudia (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang