Ayu 21

29.1K 1.9K 57
                                        

Repost ini selanjutnya tetep pake versi lama ya, aku amat sangat malas sekali mindahin versi revisi yg masih ada di FB.😁😁😁

Revisinya pun nggak banyak kok. Gak ubah alur yang pasti.

Cuma nggak sebanyak typo di sini dan kepenulisan yang masih amburadul 😁😁

Enjoy this part ya.

***

"Suster... suster !!"

Teriakan seorang pria yang tengah menggendong wanita muda membuat keributan di ruangan IGD, perawat dan dokter yang tengah berjaga langsung menghampiri asal suara sambil membawa brangkar untuk pasien.

"Dia terjatuh, sepertinya mengalami luka di daerah kewanitaan nya. Tolong diperiksa oleh perawat dan dokter perempuan, saya tidak mau pemeriksaan nya dilakukan oleh laki-laki !!" Perintah pria itu.

"Al, Ayu harus ditangani secepatnya, perempuan atau laki-laki biar aja yang penting dia diberi tindakan dulu," bujuk seorang wanita paruh baya yang mengekorinya dari belakang.

"Tidak, Mami. Ayu tidak pernah mau jika ia di sentuh oleh sembarangan pria, dia pernah trauma. Al saja butuh dua tahun bersamanya baru bisa menyentuh tangan nya, apalagi mereka yang bukan siapa-siapa dan melihat daerah intimnya," tolak Alden.

"Mereka dokter dan perawat sudah tugas mereka seperti itu, Al"

"Tentu saja itu tugas mereka, tapi jika ada perawat dan dokter perempuan itu lebih baik lagi. Al cuma tidak ingin Ayu ketakutan lagi, Mami."

Riana hanya mengangguk dan menghela nafasnya, lelah harus berdebat dengan putranya yang keras kepala.

"Ya sudah Sus, tolong carikan dokter perempuan untuk memeriksanya ya," ucap Riana pada perawat di sampingnya.

"Baik Bu, kami mengerti. Kami juga akan bawa pasien ke ruangan tertutup," ucap Suster itu yang kemudian mendorong brankar Ayu ke dalam ruangan tertutup di pojok IGD.

Di belakang Alden dan Riana, menyusul Alicia bersama suaminya, Matthew dan Baby K juga Della dengan langkah tergopoh-gopoh mendekati ke ruang IGD.

"Bagaimana Kak Ayu, Mi?" tanya Alicia .

"Baru masuk, lagi nunggu dokter perempuan untuk observasi" jawab Riana.

Alden melangkah menuju Della yang sedari tadi terdiam sambil menggenggam tangan Alicia, ia memeluk dan mengangkat tubuh mungil itu ke dalam dekapan nya. Tak lama isakan tangisnya keluar lagi dari bibirnya.

"Cup..cup.. Bunda akan baik-baik saja sayang. Jangan nangis ya."

"Maafin Della ya Daddy, kalau saja Della tidak ajak Bunda balapan, Bunda tidak akan jatuh dan terluka. Della nakal Daddy," isak Della.

"No, Della tidak nakal. Itu kecelakaan tidak disengaja, semua orang bisa mengalaminya, bukan karena Della. Jangan bersedih ya, nanti Bunda tambah sedih kalau lihat Della menangis dan menyalahkan diri sendiri," ucap Alden sambil menghapus lelehan air mata di pipi Della dan mengecup lembut keningnya dan membawa kepala gadis kecil itu ke lekukan lehernya untuk menenangkan nya.

"Al, kamu belum macem-macemin Ayu kan?" celetuk Matthew.

Mata Alden melotot mendengar pertanyaan adik iparnya yang sebaya dengan dirinya, ia tidak menanggapi pertanyaan itu memilih untuk mengabaikan nya.

"Penasaran aja, kok bisa sampe berdarah? Kecuali... tapi itu gak mungkin," gumam Matthew lagi.

"Apa sih Hon, gak usah menduga-duga gak jelas deh. Kita tungguin aja hasil observasinya," ucap Alicia

Cinta Ayudia (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang