Empat tahun lalu, menjelang Prom Night
Di sebuah kamar rawat inap rumah sakit, terdengar suara riuh canda tawa remaja pada saat jam besuk. Di ranjang terbaring wanita paruh baya, yang ikut tersenyum mendengar mereka mengobrol dan bercanda. Menatap tiga sekawan yang sedang duduk di sofa, sambil melahap martabak yang baru saja dibawa Rangga untuk mereka nikmati bersama. Penyakit yang diderita, mengharuskan dirinya untuk tetap tinggal di rumah sakit setelah operasi. Observasi lanjutan terkait tumor di kepalanya. Ia melihat ke arah putri cantiknya, yang tengah tersenyum bahagia bersama sahabat-sahabatnya. Hati menyesal tidak memeriksakan lebih awal penyakitnya, dan meremehkan sakit kepala yang sering mendera dirinya. Sehingga putrinya mengorbankan keinginan untuk melanjutkan kuliah, demi kesehatan dirinya.
Suara pintu kamar yang di ketuk dari luar, membuat Rangga beranjak dari duduknya lalu membukakan pintu untuk melihat siapa yang datang menjenguk Ibunda Ayu. Wajahnya datar saat melihat siapa orang di hadapannya, remaja pria itu membawa parsel buah dan sebuket bunga di tangannya. "Selamat malam, Tante," sapanya.
"Eh, Nak Dika. Sini masuk," ucap Yulia.
Rangga menggeser tubuhnya enggan. Mau tak mau dia mempersilakan lelaki itu masuk ke dalam. Ayu yang tadi duduk, kini berdiri menyambut kedatangannya.
"Maaf saya baru datang sekarang untuk menjenguk Tante. Saya terlambat dapat informasinya."
"Nggak apa-apa. Tante sudah sehat kok. Mungkin beberapa hari lagi sudah bisa pulang."
"Saya bawa sedikit kudapan untuk Tante. Semoga Tante suka dan cepat sembuh."
Ayu lalu menerima buah tangan itu dan menaruhnya di atas nakas, lalu mengganti bunga yang berada di vas bunga dengan bunga yang dibawa oleh Dika. "Kamu tidak perlu repot-repot kayak gini, Ka," ucap Ayu.
"Nggak apa-apa, Ayu."
Rangga berdiri di samping Ayu lalu melingkarkan tangan di bahu sahabatnya itu seperti biasa. Entah apa yang dirasakannya, tapi dia merasa tak nyaman melihat lelaki yang satu ini berhasil menarik perhatian Tante Yulia juga Ayu. Dia mengakui bahwa yang satu ini berbeda dari laki-laki lain yang selama ini mendekati Ayu, laki-laki ini cukup gigih.
"Elo nggak tanya keadaan Jessi? Dia juga kan sakit," ucap Rangga, sambil mengalihkan pandangan pada Jessi.
Dia tengah asyik memperhatikan ketiga sejoli di depannya sambil menikmati martabak di tangan. Bagi Jessi ini seperti menonton drama percintaan secara live. Dirinya hanya tersenyum melihat tingkah ketiga temannya, yang saling menyembunyikan perasaan mereka sesungguhnya.
"E-eh iya, Jes, apa kabar? Aku dengar kamu sudah operasi juga ya?"
"Tenang aja, Dika. Gue nggak akan gigit elo karena lupa nyapa dan jenguk gue. Si Rangga aja yang drama banget seolah gue sakit parah. Nih tinggal pemulihan aja kok," ucap Jessi, sambil memperlihatkan tangan kirinya yang masih terpasang penyangga. Gadis itu tidak mengalami luka parah, hanya terjadi pergeseran tulang pada bahunya karena benturan kencang dengan trotoar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ayudia (Repost)
RomansaAyu berusaha mempertahankan pernikahannya yang telah berusia lima tahun seorang diri. pernikahan yang sengaja dirancang sedemikian rupa leh ibu mertuanya yang memiliki maksud tertentu kepada dirinya. ia sudah berusaha yang terbaik untuak anak dan su...