Ayu 34

21.8K 1.5K 65
                                    

"Jadi kecelakaan yang dialami Jessi dan Ibuku itu di sengaja?" tanya Ayu, mencoba memperjelas pernyataan Rania yang ia dengar sebelumnya.

Rania menganggukkan kepalanya,

"Iya, kejadian 8 tahun lalu itu ternyata adalah ulah Ibuku. Ia menyuruh orang untuk mencelakai Ibumu, tapi ternyata Jessi saat itu juga sedang bersama Ibumu sehingga ia pun ikut menjadi korban. Pasti kamu tahu alasan di balik itu, ia ingin menekan mu agar menerima penawaran yang ia ajukan. Dengan Ibumu yang tergeletak parah, ia yakin kamu akan meminta bantuan padanya, dan di situlah ia kembali menawarkan hal itu kepadamu. Dan rencananya berhasil karena kamu masuk ke dalam perangkapnya," jelas Rania.

Amarah menggelegak dalam diri Ayu, kedua tangan nya mencengkeram bantalan sofa yang di dudukinya, airmatanya mengalir saat terbayang wajah ibunya yang terluka parah, terbaring lemah di atas brangkar bersama dengan Jessi delapan tahun lalu.

Manusia macam apa yang mempermainkan nyawa manusia seolah itu adalah seonggok kotoran tak berharga.

"Kau tahu rencana ini?" tanya Ayu geram.

"Tidak, tentu saja tidak. Aku mengaku kalau aku adalah sumber masalah disini, harusnya aku tidak melibatkan siapapun untuk menyelesaikan masalahku. Tapi aku tidak pernah tahu rencana yang disusun oleh Ibuku, ia bertindak dengan keinginan nya sendiri. Bahkan kejadian di hotel saat minuman kalian diberi obat tidur, aku mengetahuinya saat ia menemui pelayan itu dan memberinya sejumlah uang," elak Rania.

"Lalu apa maksudmu dengan keluarga Ayahku? Apa mereka masih hidup?" tanya Ayu lagi.

"Iya, keluarga Ayahmu masih hidup tapi mereka tidak pernah tahu mengenai keberadaanmu."

"Ke-kenapa bisa seperti itu?"

"Ibuku yang mengatakan pada mereka bahwa orangtua kalian tidak mempunyai keturunan." cicit Rania.

Ayu memejamkan matanya menahan rasa kesal dan amarah yang makin menyesakkan dirinya.

"Kenapa dia lakukan semua itu padaku. APA SALAHKU?" pekik Ayu, ia menangis histeris.

Yogi yang sedari tadi berdiri di depan kamar Della juga mendengarkan semua perbincangan itu, ia segera duduk di sebelah Ayu dan memeluknya erat. Hatinya turut merasakan sedih, sakit dan amarah yang sama seperti yang Ayu rasakan.

"KELUARGA SETAN !!" hardik Yogi keras.

"Tahukah kalian, istriku selalu menangis karena tidak bisa menggendong lama anaknya sendiri? tahukah jika ia rela menahan sakit di bahunya bekas kecelakaan itu demi memeluk dan menggendong buah hati kami? Ia merasa tidak sempurna menjadi Ibu karena tidak bisa sering menggendong anaknya diakibatkan oleh luka bekas kecelakaan itu," ucap Yogi dengan nada tertahan di tenggorokan nya.

Ia tahu betul istrinya akan merasakan nyeri di bekas lukanya jika sedang menggendong Chika dalam waktu yang lama, dan ia akan menangis diam-diam dalam kamarnya. Oleh sebab itu ia akan mengambil alih Chika saat ia berada di rumah dan menyewa ART harian untuk membantunya membersihkan rumah. Ia tidak menyangka penyebab kesakitan istrinya tersebut merupakan perbuatan di sengaja seseorang.

Rania semakin menundukkan kepalanya dan menangis, ia tahu betul bahwa perbuatan ibunya itu sangat salah dan menyakiti orang-orang di sekitarnya. Seandainya ia tahu akan seperti ini akhirnya, ia lebih memilih pergi melarikan diri bersama dengan Della.

"Semua ini bermula dari dendam masa lalu dan sakit hati," ucap Rania

Ayu menghapus airmatanya, isakan nya mulai terdengar pelan, ia kembali duduk bersandar di sofa dengan didampingi Yogi yang siap mendengarkan penjelasan Rania.

"Kamu tahukan bahwa Ayahmu, Ayahku juga Ibuku adalah teman dekat sejak mereka sekolah dulu?" tanya Rania yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Ayu.

Cinta Ayudia (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang