Haiiii....
Repost untuk bab ini, ada sedikit tambahan scene. Buat baperin kamu, hehehe.
Rencananya mau dimasukkan ke buku versi revisi. Menurut kamu, masukin jangan?
****
Suasana di kamar Rangga dan Ayu tambah memanas.
Si pria hanya mengenakan boxernya saja, sedangkan pasangannya sudah setengah telanjang, hanya secarik kain tipis menutupi bagian bawah tubuhnya. Rangga melihat wajah Ayu memerah berhias peluh, membuat istrinya tampak semakin menggoda. Tak menyangka hanya dengan sentuhan bibir dan tangannya, mampu membuat sang istri merasakan orgasme yang membuat wajahnya semakin berkilauan.
Wanita yang tengah memejam sambil menggigit bibir itu, tak mampu menahan gerakan tubuhnya yang meminta lebih kepada sang suami. Padahal, hati dan pikirannya sangat takut akan apa yang terjadi setelah ini, tapi tubuhnya berkhianat, ia terlalu lemah menolak gairah yang muncul menggelegak.
"AAwwww ...!"
Ayu terpekik kaget, saat kaki Rangga tidak sengaja mendorong kakinya membentur pingiran ranjang yang terbuat dari kayu. Ia meringis, merasakan kakinya kembali berdenyut. Rangga langsung menghentikan aktifitasnya, dan menyingkir dari atas tubuh Ayu yang penuh dengan tanda kepemilikannya.
"Maaf, Sayang! Aku mengenai kakimu, ya? Maafkan aku."
Wajah Rangga kini menunjukkan kekhawatiran, melihat Ayu terus meringis lalu duduk dan meniup pelan kakinya. Wanita itu duduk dan mengambil selimut untuk menutupi dadanya, tangan Rangga hendak menyentuh kakinya
"Jangan di sentuh!" seru Ayu, "Kakinya terasa panas dan berdenyut lagi"
"Maafkan aku, Sayang ... aku terlalu bersemangat" gumam Rangga sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia beranjak dari kasur lalu membuka laci nakas, mengambil kain kassa dan Rivanol. Dia mengambil kaki Ayu lalu diletakkan di atas pahanya, kemudian meniup pelan luka tersebut sambil mengompresnya. Tiba-tiba Ayu menangis.
"Kenapa, Sayang? Sakit sekali, ya?" tanya Rangga, sambil mengusap air mata yang kini mengalir deras di wajah istrinya.
Dia mengira, sang istri menangis karena sakit yang dirasakan. tapi sebenarnya bukan itu yang ditangisinya. Ayu menangis bahagia mendengar sapaan sayang dari bibir Rangga untuknya, juga menangis karena sedih belum bisa menjadi milik suaminya sepenuhnya. Dan kini, harus berpura-pura kesakitan agar Rangga menghentikan kegiatannya barusan. Kakinya memang kembali merasakan nyeri dan berdenyut, sebenarnya ia masih mampu menahannya. Namun, kekhawatiran Rangga yang berlebih dimanfaatkan olehnya.
"Maafkan aku, Mas" gumam Ayu, sambil merebahkan kepalanya di dada suaminya
Maafkan semua kebohongan aku, Mas
"Harusnya aku yang minta maaf, aku terlalu memaksakan keinginanku tanpa melihat kondisi kamu" ucap Rangga, sambil mengelus punggung Ayu dan mengecup puncak kepalanya.
"Kalau suami minta kan istri gak boleh nolak, Mas. Dosa"
"Iya, tapi alangkah baiknya suami juga melihat bagaimana kondisi istrinya saat itu. Jangan egois. Nahh, begini deh jadinya. Kalo kayak gini, nanti gak sembuh-sembuh, aku juga yang gak kebagian jatah" goda Rangga, wajah Ayu pun merona mendengar rayuan suaminya.
"Masih bisa cara lain, 'kan? Kasian 'adeknya' Mas itu, pasti sakit" ucap Ayu pelan, sambil melihat ke bagian bawah tubuh suaminya yang masih tampak bergairah, Rangga langsung menutupnya dengan bantal, dia malu sendiri melihat bukti gairahnya menyembul di balik celananya, belum terpuaskan.
"Idiihhh, kamu genit sekarang ya" ledek Rangga, sambil menjawil hidung mungil istrinya
"Kan mas yang ngajarin, lagian genit sama suami sendiri kok. Bukan orang lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ayudia (Repost)
RomanceAyu berusaha mempertahankan pernikahannya yang telah berusia lima tahun seorang diri. pernikahan yang sengaja dirancang sedemikian rupa leh ibu mertuanya yang memiliki maksud tertentu kepada dirinya. ia sudah berusaha yang terbaik untuak anak dan su...