Di tempat lain, saat tengah malam malah terjadi keributan kecil satu keluarga yang tinggal di sebuah rumah mewah. Seorang wanita paruh baya tengah menggedor pintu kamar putra sulungnya. Sudah beberapa menit dia mengetuk pintu dan memanggil nama putranya, tapi tidak ada yang keluar ataupun menyahut dari kamar itu. Tak hilang akal, dia menelpon langsung ke nomer kontak putranya. Dia tahu, putranya itu gila kerja dan ponselnya selalu standbydua puluh empat jam. Berjaga-jaga, alasannya.
Belum sampai nada sambung ketiga ternyata sudah diangkat, dan terdengar suara parau yang menandakan orang itu baru bangun dari tidurnya.
"BUKA PINTU KAMARMU! SEKARANG!!" ucap wanita itu dengan nada tinggi. Memmbuat putranya yang di seberang sana menjauhkan ponsel dari telinga, lalu berjalan gontai membuka pintu kamarnya.
"Ada apa sih, Mi?"
"Mami gedor-gedor pintu kamar sampe tetangga pada keluar dari rumahnya, kamu tetep nggak bangun-bangun! Nah ini, ditelpon langsung diangkat. Kamu anggap suara Mami yang dari tadi teriak-teriak itu apa?"
"Al kira tadi mimpi, Mam. Tadi Al mimpi, Mami ngomel-ngomel seperti biasa minta menantu," ucap Alden, sambil menguap menahan kantuknya. "Ada apa sih Mam? Malem-malem teriak?"
"Alice ngidam minta dibelikan sate Marangi. Kamu tolong belikan ya?"
"Ohh .... WHATTT?!" Mata ngantuk Al kini terbuka lebar, apalagi saat melihat jam dindingnya yang menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
"Nggak salah, Mam? Jam segini mana ada yang masih buka! Aku baru tidur sejam udah dibangunin. Ngantuk berat nih, Mam. Kalau ada apa-apa sama aku gimana?" tolak Alden.
"Makanya cuci muka dulu, atau mandi sekalian biar seger. Kalau bukan kamu siapa lagi yang mau beli? Pak Amir kan masih cuti, belum datang dari kampung. Mami nggak mau cucu pertama Mami nanti ileran."
"Aku ngantuk banget, Mi. Kerjaanku banyak di kantor. Besok harus meetingpagi. Ini pula yang hamil nyusahin aja, ngidam kok malem-malem. Siang aja kek biar nggak repotin orang."
"Hushhh ... ya udah kalau nggak mau, biar Mami aja yang pergi. Kamu jagain Alice, dia lagi makan di bawah."
"E ... ehhh.. Jangan Mami yang pergi. Ya udah, biar aku aja."
Wanita itu tersenyum senang karena berhasil meluluhkan hati anaknya. Dia tahu putranya tidak pernah mengijinkan dirinya pergi sendirian tanpa supir, apalagi tengah malam seperti ini. Dia lalu turun menuju dapur menemani putrinya–Alice– yang tengah menikmati es krim. Dia tidak berani mengganggu dan melarang, selama itu memang keinginan calon cucunya. Tak lama, Alden turun dari kamarnya setelah cuci muka dan berganti pakaian dengan celana bahan dan sweater tebalnya. Riana tersenyum melihat lelaki itu yang kian mirip dengan mendiang suaminya, ayah dari anak-anaknya.
Pletak ....
"Aduhhh!" Alice meringis memegangi kening, yang sebelumnya dijentik oleh jemari Alden.
"Sakitlah, Bang!!" Alice merengutkan wajah, dan mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ayudia (Repost)
RomanceAyu berusaha mempertahankan pernikahannya yang telah berusia lima tahun seorang diri. pernikahan yang sengaja dirancang sedemikian rupa leh ibu mertuanya yang memiliki maksud tertentu kepada dirinya. ia sudah berusaha yang terbaik untuak anak dan su...