Ayu 13

29K 2K 24
                                    

Pagi itu, di kediaman Aditya.


Rangga merasakan tubuhnya bergoyang sedari tadi, tapi matanya menolak untuk membuka. Tubuhnya menolak untuk bangun dari tidur, karena rasa sakit di kepala yang dirasakannya sekarang. Gangguan itu tak dihiraukannya. Tidur, adalah obat yang manjur untuk mengurangi pengar di kepalanya gara-gara mabuk.


Byurr...


Rangga langsung terlonjak dari kasur, saat air dingin menyiram wajahnya. Ia langsung terduduk sambil memegangi kepalanya yang tambah pusing, karena bangun secara tiba-tiba. Kelopak mata terbuka, melihat siapa biang keladi yang mengganggu tidurnya. Ia melihat ibunya yang sudah bertolak pinggang, dan kakaknya yang memegangi gayung kecil yang sepertinya dia gunakan untuk menyiram wajahnya tadi.


"APA KAMU GILA, RANIA?" teriak Rangga marah.


"Kamu yang gila! Sejak kapan kamu mabuk dan minum-minuman keras? Ayah akan marah besar jika tahu kamu mabuk," hardik Mirna.


Rangga menyugar rambut yang basah, lalu memijit-mijit pelipisnya yang terasa berdenyut dan berputar-putar. Ia melihat dirinya masih mengenakan pakaian kerjanya yang kemarin belum diganti, dan juga keadaan kamar yang berantakan. Ia memejamkan mata, mencoba mengingat apa yang terjadi padanya semalam.


"Rangga, di mana Ayu? Apa yang kamu lakukan padanya sampai ia pergi dari rumah?" tanya Rania.


Rangga mengangkat wajah, disertai dengan tatapan tak percaya atas apa yang dikatakan kakaknya. "Ayu pergi? Lalu Della di mana?" tanya balik Rangga.


"Della sudah pergi sekolah diantar sama Ayah. Sengaja biar Ayah nggak curiga kamu mabuk, Kakak terpaksa berbohong bilang kamu sakit dan Ayu pergi ke pasar pagi-pagi."


"Terus kenapa Kakak simpulkan dia pergi? Mungkin dia memang ke pasar."


"Kalau dia hanya pergi ke pasar, dia tidak mungkin meninggalkan ini di atas nakas."

Dia melemparkan kunci rumah, kartu debit, dan kartu kredit atas nama Rangga −yang pernah diberikan untuk Ayu membeli kebutuhan Della dan dirinya− buku tabungan, buku nikah, dan cincin kawin. Rania lemparkan itu semua ke pangkuan Rangga.

Pria itu tampak shock, tak mampu berkata apa-apa.


"Della bilang, tadi malam dia tidur dengan Ayu. Dia lihat bundanya terluka di wajah dan bibirnya. Badannya merah-merah, kata Della. Sebenarnya apa yang kamu lakukan sampai Ayu pergi, hah?" sentak Rania.


Rangga tersadar seketika. Bayangan tadi malam terulang lagi di kepalanya. Bagaimana ia mencium paksa Ayu walaupun istrinya meronta dan menangis memohon padanya tapi ia tetap bergeming, malah merobek baju kemudian menamparnya. Pria itu menghela napasnya kuat dan mengusap wajahnya kasar.


Apa yang telah kulakukan? Aku hampir memperkosa istriku sendiri.


"Jangan bilang kamu memukulnya, dan mengusirnya dari sini?" desak Rania.


"Dia wanita murahan. Dia pantas diperlakukan seperti itu," ucap Rangga datar tanpa merasa bersalah.

Cinta Ayudia (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang