Rangga mengetuk pintu kamar mandi, di mana Ayu berada saat ini. Dia khawatir terjadi sesuatu padanya, karena Ayu mengganti pakaian cukup lama.“Ayu, apa kamu butuh bantuan?” tanya Rangga.
Tak lama, pintu kamar mandi yang memang tak di kunci pun terbuka. Ayu mengintip dari balik pintu kamar mandi. Ia telah berganti baju dengan piyama, tersenyum malu ke arah suaminya.
“Aku ingin mencuci muka, tapi poninya berjatuhan terus ke depan. Aku tidak bisa mengikatnya. Tanganku masih sakit untuk menarik karetnya,” jawab Ayu polos.
Rangga tersenyum kecil, lalu berjalan menuju punggung Ayu. Meraih tali rambut milik Ayu, lalu tangannya dengan terampil menjalin rambut indah itu dalam satu kepalan dan mengikatnya. Sempat tertegun sesaat, teringat dia sering melakukan hal ini, dulu. Terutama saat Ayu membuat kue bersama ibunya. Tangan yang berlumur adonan, menyulitkannya merapikan rambut, maka dia pun membantu mengikatkannya.
“Rambutmu halus dan wanginya tidak berubah, masih seperti dulu. Wangi bayi,” gumam Rangga.
Wanita itu tersenyum mendengar ucapan Rangga. Hati menghangat, saat tahu pria itu masih ingat betul aroma dirinya. Membuat keyakinanya kembali, bahwa masih ada secuil tempat untuknya di hati sang suami. Mungkin ia harus mengingatkan kembali, momen kebersamaan mereka seperti dulu. Ayu terpekik, saat Rangga menggendong tubuhnya dan mendudukkan di wastafel kamar mandi.
“Apa yang kamu lakukan, Mas?”
“Aku akan membantumu mencuci muka.”
Dengan terampil, Rangga mengambil washlap dari tangan istrinya dan membasahi dengan air hangat lalu mengusap pelan ke wajah Ayu. Wanita itu memejamkan mata, menikmati perlakuan manis sang suami terhadapnya. Rangga mengambil cleansing foam, dan memijat pelan wajah istrinya sambil menjauhi luka yang ada di kening. Setelah itu, dia kembali membasuh wajah itu dengan waslap yang telah dialiri air hangat.
Dengan gerakan perlahan, menyapukannya ke semua bagian wajah Ayu. Air hangat, membuat kulit putih Ayu sedikit memerah.
Rangga terpaku melihat wajah cantik di hadapannya. Sudah dua puluh tahun mereka saling mengenal, tapi baru kali ini dia melihat detail wajah istrinya. Menyentuhnya. Tangannya bergerak ke alis Ayu yang berderet rapi, pas membingkai wajah mungil istrinya. Tangannya bergerak menelusuri hidung mancung yang mungil, lalu ke bibir tipis merah muda istrinya, yang pernah dirasakannya tadi malam. Tangannya berhenti di pipi Ayu. Ibu jarinya mengelus pipi penuh nan putih itu.
Cupp.
Sebuah kecupan mendarat di kening Ayu yang terluka. Ia pun kaget, lalu membuka mata yang sedari tadi terpejam menghindari air dan sabun memasuki mata indahnya.
“Lain kali kalau mau pergi jangan lupa hubungi aku, ya? Aku yang akan mengantarmu.”
“Baiklah,” balas Ayu sambil tersenyum.
Rangga kembali menggendong Ayu, dan membawanya menuju kamar. Wanita itu bergelayut manja di leher suaminya. Ia merasa sangat bahagia dengan keintiman kecil ini.
“Terima kasih, Mas,” ucap Ayu, dengan senyuman yang tak pernah hilang dari bibir saat Rangga membaringkannya di ranjang mereka.
“Sudah kewajibanku untuk merawat istriku,” jawab Rangga. “Aku akan tidur bersama Della saja. Aku takut menyenggol luka-luka di kaki dan tanganmu.”
“Jangan! Jangan pergi. Mas bisa tidur di sebelah sini. Aman kok. Kan yang luka sebelah kanannya aja,” ucap Ayu, sambil menepuk ranjang di sebelah kirinya yang kosong.
“Apa kamu yakin?”
“Iya. Nggak apa-apa kok, Mas.”
Pria itu lalu berjalan menaiki ranjang, dan berbaring di sisi sebelah kiri. Ayu memberanikan diri mendekati Rangga, lalu tidur bersandar di bahu sang suami dan menautkan lengan mereka. Detak jantung Rangga berdetak kencang, saat merasakan embusan napas Ayu di lengannya. Merasa canggung, berdekatan dan bersentuhan seperti saat ini. Jika dia mencoba mengingat kembali, sungguh penasaran bagaimana bisa dia mabuk begitu parah saat malam kelulusan itu, sehingga berani menyentuh dan meniduri Ayu hingga akhirnya hamil. Saking lupanya, dia tidak ingat pernah seintim dan sedekat itu dengan Ayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ayudia (Repost)
عاطفيةAyu berusaha mempertahankan pernikahannya yang telah berusia lima tahun seorang diri. pernikahan yang sengaja dirancang sedemikian rupa leh ibu mertuanya yang memiliki maksud tertentu kepada dirinya. ia sudah berusaha yang terbaik untuak anak dan su...