Ayu 24

21.5K 1.7K 40
                                    

Kamu sudah vote belum?

***

Malam pun menyapa, Ayu masih belum dapat memejamkan matanya, ingatan berputar kembali pada kejadian sore tadi. Ia dapat merasakan perasaan putrinya yang terluka dan sedih akan pengakuan nya mengenai perceraian dirinya dan Rangga, terlihat jelas dari mata dan raut wajah putri kecilnya. Ia teringat kembali percakapan mereka tadi sore.

Flashback

"Apa Ayah Bunda sering bertengkar di belakang Della? apa itu yang membuat Bunda dulu sering menangis saat Ayah jauh? apa karena Della?" tanya Della sambil terisak sedih.

"Pertengkaran Ayah Bunda cukup kami saja yang tahu, nanti jika Della sudah cukup besar, Della akan mengerti. Ini bukan karena siapa-siapa, juga bukan karena Della, ini karena Ayah Bunda memilih jalan kami masing-masing untuk sendiri."

"Apa Ayah tidak akan kembali lagi?"

"Tentu saja Ayah suatu hari nanti akan kembali, tapi kami tidak bisa bersama-sama lagi seperti dulu. Tidak satu rumah lagi, karena orang yang sudah bercerai tidak boleh tinggal satu rumah. Walaupun Ayah Bunda sudah cerai, kita tetap bisa bermain bertiga, jalan-jalan bertiga seperti dulu. Tidak ada yang akan berubah kecuali masalah tempat tinggal. Bunda tanya, apa sejak Ayah pergi Ayah melupakan Della? Apakah ada yang berubah dari Ayah?"

Della menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Bundanya, airmatanya kembali mengalir mengingat kembali wajah Ayahnya beserta kenangan mereka bertiga.

"Walaupun kami berpisah tapi kasih sayang kami tidak berubah sayang. Walaupun jauh, Ayah tidak melupakan Della kan? rajin nelpon Della dan bercerita kan? Ayah sama Bunda pun masih suka ngobrol juga, membicarakan Della."

"Iya Bun, Della masih bisa rasakan kalo Ayah sayang banget sama Della walaupun jauh."

"Doakan saja Ayah selalu sehat di sana yah."

Della menganggukkan kepalanya sambil menghapus airmatanya dengan punggung tangan nya.

"Bunda, apakah orangtua yang bercerai tidak bisa bersama-sama lagi?" tanya Della pelan, yang disambut senyuman lembut Ayu untuknya. Tangan-tangan lembut Ayu menarik tubuh kecil itu kembali masuk kedalam dekapan hangatnya.

"Masa depan itu rahasia Allah, yang berpisah bisa saja bersatu kembali ataupun mereka bersatu dengan orang-orang baru, seperti Mamanya Mia dengan Papa barunya. Apapun yang terjadi pada Ayah Bunda di masa depan nanti, percayalah akan satu hal, kami akan selalu menyayangi dan menjadikan mu prioritas kami."

Flashback off

Lamunan Ayu terhenti saat ponselnya berdering memunculkan nama ibu kandung dari putrinya, ia pun segera mengangkatnya.

"Assalamualaikum, Kak"

"Waalaikum salam," jawab Rania dari seberang sana, "apa aku mengganggu tidurmu?" tanyanya lagi.

"Nggak Kak, aku masih belum bisa tidur. Della sudah tertidur dari tadi, dia gak sabar nunggu besok."

"Benarkah?! tapi aku tidak jadi ikut mengantar kalian, maafkan aku..." Suara Rania terdengar lesu dan tidak bersemangat.

"Loh, apa ada hal penting lainnya? ada sesuatu yang terjadi?" tanya Ayu heran, sepengetahuanya Rania-lah yang paling bersemangat mengantar Della pada hari pertama perkenalan sekolahnya dan tiba-tiba ia membatalkan nya.

Pasti ada sesuatu hal terjadi.

"Ehmm.. I-itu.. ada masalah penting lainnya yang harus ku urus dan harus kulakukan sekarang sampai beberapa hari ke depan. Urgent. Akupun tidak bisa menjaga Della untuk beberapa hari, maafkan aku."

Cinta Ayudia (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang