Ayu terbangun, saat merasakan geli karena gelitikan tangan kecil di wajahnya. Ia pun membuka mata, dan melihat bidadari kecil di hadapannya sedang duduk tersenyum lebar. Telunjuk kecil itu bergerak ke bibir mungilnya, memberi isyarat agar tidak berisik. Ayu mengerutkan kening tidak paham maksud putrinya, lalu Della menunjuk ke arah belakangnya.Saat akan berbalik, Ayu melihat sebuah tangan besar berada di atas pinggulnya dan hembusan napas terasa di tengkuknya. Ia mengenali wangi tubuh itu. Jantungnya berdegup kencang dan hatinya kini dipenuhi dengan bunga-bunga yang bermekaran, melihat suaminya tengah tertidur serta memeluknya.
Ia tersenyum mengingat hubungan mereka yang kian membaik. Pria itu tak ragu lagi untuk berdekatan dan menyentuhnya. Ayu memandangi tiap inci wajah itu dan merekam erat di otak kecilnya. Alis hitam lebat tersusun sempurna, menambah kesan tegas dan tajam jika dipadukan dengan manik mata hitamnya. Hidungnya mancung dan bibir tebal kemerahan yang sempat menyentuh bibirnya tadi pagi, membuat pipi itu kembali merona.
“Apakah kamu mengingat sesuatu yang indah dari bibirku?” goda Rangga, yang tiba-tiba membuka matanya yang masih kemerahan karena mengantuk.
Ayu langsung membalikkan tubuh kembali menghadap putrinya, yang kini tertawa gembira. Dia merangkak hati-hati melewati Ayu, lalu menghambur ke pelukan ayahnya.
“Ayahhhh! Della seneng, Ayah pulangnya cepat. Sekarang, Della bisa seperti Angel. Dia selalu tidur bertiga bersama mommy dan daddynya. Della juga sekarang bobo bertiga sama Ayah Bunda,” ucap Della polos, yang kembali membuat Rangga meringis dalam hati mendengarnya.
“Siapa Angel?” tanya Rangga.
“Temen di sekolah. Della iri sama Angel, karena dia selalu ceritain mommy dan daddynya. Katanya mereka selalu bertiga ke mana-mana, tidur juga. Dulu Della sedih tapi Bunda bilang, Della harus sabar dan jadi anak baik. Doakan Ayah, supaya bisa cepet selesai sekolahnya dan pulang ke rumah." Cerita Della.
Entah bagaimana Rangga memaknai perasaannya saat ini. Didera perasaan bersalah, setelah 'diserang' bertubi-tubi dengan perkataan polos putrinya. Menyesali kebodohannya yang telah menelantarkan putrinya yang begitu cantik, pintar, dan bijak. Tekad dalam hatinya semakin kuat ingin membahagiakan putri dan istrinya.
“Oh iya, mommynya Angel sekarang perutnya besar loh, Yah. Kata Angel, dalam perut mommynya ada bayi yang nanti jadi adiknya. Bisakah Della juga punya adik, Ayah? Perut Bunda kecil,” ucap Della polos, sambil menunjuk perut bundanya.
Rangga tertawa mendengar kepolosan putrinya, sementara wajah Ayu sudah memerah. Sudah beberapa kali, Della memang meminta adik kepadanya. Namun ia hanya membalas dengan senyuman, tidak berkata apa-apa karena suaminya saja sedari dulu tidak pernah menyentuhnya.
“Della mau punya adik?” tanya Rangga.
“Mau! Mau dong, Yah! Biar ada temen main,” seru Della.
“Della harus jadi anak baik dan berdoa, supaya perut Bunda bisa cepet besar dan kasih Della adik. Nanti biar Ayah dan Bunda yang usahakan sisanya,” ucap Rangga. Dia menoleh dan mengedipkan mata menggoda Ayu, yang wajahnya kini makin merona.
Dia cantik saat tersipu-sipu seperti itu. Polos dan cantik seperti dulu.
Della pun melompat-lompat gembira di atas kasur besar itu dan bercanda, berpelukan bersama Ayahnya. Ayu dapat merasakan kegembiraan yang besar pada diri putrinya begitupun dengan Rangga. Binar di matanya itu kembali hidup seperti dulu. Saat Rangga masih menjadi sahabatnya, sebelum ada Dessi di antara mereka kala itu.Tiba-tiba sepasang tangan kokoh mendekap erat Ayu. Rangga meletakkan kepala tepat di ceruk leher Ayu, membuat dirinya meremang panas di sekujur tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ayudia (Repost)
RomanceAyu berusaha mempertahankan pernikahannya yang telah berusia lima tahun seorang diri. pernikahan yang sengaja dirancang sedemikian rupa leh ibu mertuanya yang memiliki maksud tertentu kepada dirinya. ia sudah berusaha yang terbaik untuak anak dan su...