#16

1.5K 196 32
                                    

Happy reading guys..
.
.
.
.

Amber pov'-'

Aku berada di ruang tengah keluarga calon pendamping ku. Tak ada di pikiran ku jika dialah yang harus di takdirkan oleh diriku.

Jika kalian bertanya kenapa bisa? Dalam ras kami sudah di tentukan pasangan nya. Kami tak bisa memilih begitu saja itu sebabnya tidak di ijinkan untuk menyukai satu sama lain karena itu bertentangan dengan aturan yang ada.

Tapi dia seorang perempuan. Bagaimana bisa aku menjadi pasangan nya. Apa ini berhubungan dengan kelahiran ku?

"Jadi keluarga kalian memiliki beberapa usaha di beberapa negara?" Yuri mengangguk saat pria yang di sebut appa itu bertanya.

Mereka berbicara soal materi di dunia manusia. Jika di hitung finansial dari yuri sangat banyak. Kehidupan nya cukup dibilang baik. Dan aku baru tahu jika itu sangat berguna.

"Yuri.." panggilku pelan. Aku hampir lupa mengingatkan apa yang aku bawa. Sepertinya ia mengerti.

"Hmm ini hadia dari amber untuk anda nyonya" kurasa iya menyukainya. Terkihat jelas saat wajahnya berseri.

"Tas ini hanya ada tiga di dunia. Dan kau memberikan nya padaku?" Aku sedikit mengangguk.

"Princes mengatakan jika kau menyukainya. Jadi aku membawanya sebagai hadiah" jujurku.

Saat kemarin ingin berkunjung aku sempat bertanya hadiah apa yang mungkin aku bawakan. Dan dia memberiku gambar buku yang ia baca jika itulah barang yang inginkan sebagai hadiah.

"Aku hanya bercanda.."

Autor pov'_'

Semua nya hanya bisa diam. Ini sebenarnya salah krystal atau memang amber yang terlalu mempercayai semua hal yang krystal bicarakan.

"Kuharap kau menyukainya nyonya." Ucap amber setelah diam.

"Tentu.. aku sangat menyukainya" ny. Jung tersenyum.

Tuan jung yang melihat amber dengan sikap yang sopan juga tingka yang yang sangat teratur. Dilihat dari cara makan juga minum nya pun sangat berkelas.

"Omma..aku dan amber akan berjalan sebentar. Katanya dia butuh udara segar" belum sempat amber menjawab krystal sudah menarik tangan nya keluar dari ruangan itu.

Krystal pov'-'

Kami berjalan jalan di depan rumah. Halaman rumah ku cukup luas jadi tak akan membosankan jika kami berada disini.

Ada yang ingin aku tanyakan padanya. Siapa dia? Bagaiamana bisa aku dikatakan sebagai pasangan nya. Baru kemarin dia menolak ku tapi sekarang dirinya sendiri yang ingin bertemu dengan keluarga ku.

"Amber.." panggiku pelan. Jarang sekali aku memanggilnya dengan namanya.

"Hmm"

"Kau tak ingin menjelaskan padaku siapa kau?"

"Bukankah kau sudah tahu semua tentang ku" memang benar jika dia sudah menceritakan asal juga jati dirinya.

Tapi siapa yang akan menyangka nya. Itu seperti dongeng anak tidur. Sunggu sulit percaya kekasih ku adalah seorang yang berumur panjang dengan kekuatan yang sangat besar.

"Ini" amber memberiku cicin yang sangat indah.Sepertinya ini cicin kecil sangat legan jika seseorang memakainya.

"Apa ini?" Untuk apa ia memberikan cicin ini padaku.

"Itu milik mu" aku sedikit tak percaya. Cicin sebagus ini ia berikan padaku. Bagaimana tidak. Di kepala cicin ini kurasa adalah berlian tapi berwarna merah. Bukankah itu sangat langka. Sangat jarang mendapatkan berlian dengan warna seperti itu.

Believe In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang