HOTTEST

JUST KIDDING! [NC]

"Jika aku jadi yang pertama untukmu, apa kau mengijinkannya ?"

DEG!

APA MAKSUDNYA DENGAN YANG PERTAMA ? CAN'T ANYONE TELL ME ? AKU TIDAK MENGERTI ! AKU TIDAK, AKU TIDAK MENGERTI !!!!!!

Selanjutnya aku merasakan tangan Hyunjin yang meraba punggungnya. Ia tersenyum, tangannya perlahan menyapu kulitku. Ah ini geli. Aku menggeliat perlahan kemudian dia menariknya. Dan... sreattt...

Lenyap sudah piyamaku tertanggal di lantai.

Doeng!

Bak korban hipnotis, aku diam tak bergeming. Menatapnya penuh tanda tanya serta malu yang mulai menjalar dari telinga sampai pipi.

"Waw... aku melihat pemandangan yang indah disini. Kira - kira berapa ukuran untuk kedua benda kenyal ini ?" Hyunjin menatap kedua payudaraku yang terumbar dengan tatapan lapar.

"Ujungnya berwarna merah. Sama seperti bibirku. Kau tau ssaem, aku sangat suka warna merah. Warna merah itu.. err menggoda. Ah ya, ini.... menegang!" disentuhnya ujung payudaraku.

Dan tanpa malu aku justru mengerang. "Egghhh.... " Hyunjin lagi - lagi tersenyum menang.

"36B ? 36C ? 36D ? Atau 37 ? Mungkin juga ini....."

Shit dia meremasnya perlahan. Lalu dicubit pelan ujungnya.

Enak.

"Eeuurgghhh......!!"

Tapi aku tidak boleh begini!

Saat itulah kesadaranku akhirnya kembali.

Aku terhenyak lalu berusaha bangkit dan menutupi kepunyaanku yang kujaga sampai 25 tahun ini. Ini tidak benar!

"Hyunjin tutup matamu!!! Apa yang kau lakukan hah?!!!! Jangan bersikap tidak sopan pada gurumu!!! Minggir!!!!" berontakku setengah teriak dan amarah yang meluap.

"Oh, sorry. Jangan marah." begitu katanya sebelum bangun dan berdiri.

Dengan susah payah kupakai kembali piyamaku. Lalu aku ikut berdiri. Berhadapan langsung dengan murid kurang ajar yang baru melakukan pelecehan seksual pada gurunya sendiri yang diam - diam menyukainya. Oh ya tuhan, darimana Hyunjin belajar perilaku laknat seperti itu. Ternyata tidak hanya ekspresi wajahnya yang bangsat tapi juga tindakannya.

Payah! Aku justru merasa basah sekarang.

Aku tak sanggup menatapnya. Aku terlalu malu.

Kalian tahu kan Hyunjin baru saja menyentuhku. Oh dia itu benar - benar membuatku kacau!!!

Aku akui aku memang menginginkannya, tapi tidak seperti caranya. Astaga!!!!! Betapa memalukannya diriku.

"Ssaem ?" panggilnya. Aku sedikit tersentak, kemudian membalik tubuhku perlahan.

"Aku mau pulang."

"Ne ?"

"Aku mau pulang sekarang. Terima kasih untuk semuanya." katanya berikutnya.

Aku diam.

Sebentar.

Ada yang aneh.

Kenapa dia biasa saja ?

Kenapa dia kembali seperti Hyunjin yang kukenal ?

Kenapa dia terlihat seolah - olah tidak terjadi diantara kami ?

Aneh!

Sangat aneh!

Aku memutuskan untuk berlari mengejarnya.

Tepat saat dia ada di pintu, tanganku berhasil meraih ujung bajunya. Ia berhenti kemudian membalik tubuhnya, menatapku.

Haa ??? Ada apa dengan ekspresi lugunya itu ?

"Ada apa lagi ssaem ?"

"K-kau!!!" suaraku tercekat, aku ingin merutukinya, menyumpahinya dan mengamuk di hadapannya. Tapi aku tak sanggup.

Lalu yang tadi itu apa ?

Main - main begitu ?

"Tidak, pulanglah." fyuhh aku pun melepaskannya.

"Baiklah."

Aku berbalik untuk menutup pintu. Namun kini giliran Hyunjin yang menahanku.

Aku pun kembali berbalik padanya. Dan selanjutnya....

"Hmmpppp....!!!"

Hyunjin menciumku.

Dia meraih leherku lalu menekankan bibirnya pada bibir ku semakin dalam.

Mataku terbuka. Aku ingin memberontak. Tapi sungguh ia lebih kuat daripada aku.

Kepalanya bergerak ke samping, ciuman kami pun semakin dalam. Bibir tebalnya itu.. ohhh akhirnya aku dapat merasakannya. Lalu dengan bodohnya aku menutup mataku ketika Hyunjin mulai menggerakkan bibirnya. Bibirnya mengulum bibirku, memberinya kecupan - kecupan kecil lalu melumatnya habis.

Aku masih setengah tak percaya, namun akhirnya aku pun ikut melumat bibirnya. Tangannya pun semakin kuat memegangi tengkukku sementara aku sedari tadi hanya pasrah pada dinding di belakangku.

Kepala kami berputar ke kiri dan kanan tanpa melepas tautan kami. Kami saling melumat satu sama lain. Menghisap habis bibir lawan kami. Hyunjin kembali menciumku dengan sangat agresif. Dia mengulum bibir bawahku lalu menggigitnya perlahan. Masuklah lidahnya ke dalam bibirku yang terbuka. Kami beradu lidah sekarang. Lidahnya mengajak menari lidahku. Bergerak kesana kemari, berbagi saliva dan tak mau terlepas.

Saat aku berusaha mengimbangi permainnya, tiba - tiba dia menarik lidahnya. Dia kembali menciumku. Mencium dengan sangat brutal. Mengecupnya di setiap sisi bibirku lalu menekannya dalam. Menjilati bibirku kemudian menciumnya cukup lama. Lalu dilepas.

"Hahh hahh hahhhh hahhh...."

Kami berdua sama - sama berburu oksigen saat tautan diantara kami terlepas. Ia menatapku dengan tajam dan akupun juga.

Aku fokus pada bibirnya. Warnanya semakin merah dan jugaa sedikit bengkak. Aku melihat ada garis yang membelah di bibir bawahnya. Apa itu karena aku ? Atau memang karena seringnya ia berciuman ? Yah kupikir itu memang wujud asli dari bibirnya sejak lahir. Aku sangat menyukainya.

Yang kurasakan selanjutnya adalah ibu jarinya yang diletakkan pada bibirku. Aku memandanginya dari atas. Jarinya bergerak mengusao bibirku yang masih basah. Ergghh... ingin kukulum saja!

"Ssaem, bagaimana rasanya bibirku ? Seperti yang kau harapkan ?"

Sial! Pertanyaan macam apa itu.

Hyunjin kembali mendekat. Aku segera membungkam bibirku serta menolehkan kepalaku untuk menghindar.

Namun tidak, Hyunjin berhenti di leherku.

Ia menghempuskan napas hangatnya disana.

Ashhh rasanya geli. Tapi enak. Aku ingin melenguh hanya saja aku terlalu malu. Darahku berdesir hebat dan jantungnya memompa dua kali lebih cepat.

Lidahnya menjilati kulit leherku. Membasahinya dengan salivanya. Gerakan naik turunnya begitu seduktif. Ia pasti sengaja melakukannya. Aku bisa saja mendesah karena itu sangat... Eughhh nikmat.

Ia berhenti. Aku mau menoleh, namun sedetik kemudian kuurungkan. Deru napasnya ada di telingaku.

"Jangan dibawa perasaan ssaem, aku cuma main - main."

FUCK!

Dan setelah itu dia menarik kepalanya menjauh dariku. Memperlihatkan smirk sialan yang sangat ia banggakan. Kemudia dia membungkuk 90° lalu pergi bergi saja.

FUCK HYUNJIN! FUCK!