Welcome

29K 673 86
                                    

Setelah pamit pada teman - temanku dan mendengar nada kecewa dari mereka, akhirnya sekarang aku bisa mengantar Hyunjin pulang. Namun dia tidak sadarkan diri. Aku bingung, kemana aku harus membawanya ?

Di tengah jalan, tepatnya saat lampu merah, aku berusaha membangunkannya. Sekedar bertanya dimana dia mau kuantarkan.

"Hyunjin! Bangun! Ayo buka matamu!" seruku seraya menggoyang - goyangkan lengannya.

"Aah.. waeyo ? Aku ngantuk." jawab Hyunjin dengan sedikit tak jelas. Tapi aku senang, karena dia sadar.

"Kita mau kemana ?"

"Pulang. Mau kemana lagi ??"

"Maksudku--"

Belum sempat meneruskan kata - kataku tiba - tiba dia memberiku ponselnya. Aku menatapnya tak mengerti.

"Cari alamat rumahku di riwayat google map." katanya menambahi, sebelum lanjut tidur dan sebelum lampu menyala.

Aku menerimanya dan segera mengutak - atik untuk menemukan alamat rumahnya. Ketemu! Segera kujalankan mobilku sesuai arahan dari google map.

Sekitar 10 menit kemudian, akhirnya kami pun sampai.

Pagar rumahnya otomatis terbuka saat mobilku datang. Maka langsung saja aku mencari arena parkir untuk mobilku. Setelah itu barulah aku membangunkan Hyunjin.

"Kita sampai." kataku, seraya melepas sabuk pengamanku dan Hyunjin.

"Umm ya.." Hyunjin bergumam tak jelas. Aku hanya tersenyum dan membantunya turun.

Setelah keluar dari mobil Hyunjin melepaskan tanganku. Dia masih setengah sadar, namun dia memilih memerangkulku untuk membarenginya berjalan. Lantas setelah itu kami masuk ke dalam.

"Selamat datang di rumahku."

Pintu terbuka secara otomatis saat Hyunjin berniat masuk. Aku dibuat kagum akan hal itu. Waahhh.. apa itu sejenis pintu otomatis yang bisa mendeteksi sang pemilik rumah? Hebat!! Seberapa kaya Hyunjin ? Haha begitulah pikirku.

Rumahnya sangat besar. Berarsitektur modern dan dilengkapi dengan furniture yang sangat cantik. Semuanya bernuansa putih. Lampu - lampu penghiasnya juga sangat cantik. Mereka berkilauan seakan menyambut kami. Dan jangan lupakan soal lantai berukuran besar yang sudah seperti lantai istana. Bahkan udara yang ada disini juga sangat segar, seperti di daerah pegunungan. Aku bersumpah, ini adalah bangunan terhebat yang pernah kumasuki. Sungguh aku tak bisa berhenti dibuat kagum akan semua ini.

Namun ada satu pertanyaan yang mengusikku dari tadi, DIMANA SEMUA ORANG ?

Sekarang kami ada di lantai dua. Hyunjin menatap sebuah pintu yang kemudian direspon dengan terbukanya pintu tersebut. Woahh!!!!

Kami memasuki sebuah kamar. Aku tebak, ini adalah kamar Hyunjin. Luas, rapi dan hangat.

Hyunjin langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur berukuran king size miliknya. Aku duduk di tepi ranjang dengan mata yang terus berjelajah kemana - mana. Sampai akhirnya Hyunjin menarikku. Membuatku jatuh dengan posisi miring, tepat mengahadapnya yang sedang tengkurap namun dengan kepala yang menoleh ke arahku.

"Menginap saja." ujarnya, dengan mata sipit menahan kantuk.

Aku bisa saja. Tapi aku sedikit takut. Tidak lucu kan kalau besok pagi orang tua Hyunjin mendapati ada wanita di kamar anaknya ? Nanti aku bakal di cap wanita yang tidak baik! Ck! Aku kan gurunya!

"Tidak bisa." jawabku seraya bangun dan merapikan rambutku.

Hyunjin ikut bangun dan menatapku dengan ekspresi yang tak bisa kutebak.

HOTTESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang