Mischievous Student: Hyunjin

36K 777 43
                                    

Sejak peristiwa yang terjadi 2 minggu lalu di apartemenku, kami, aku maupun Hyunjin sibuk akan urusan kami masing - masing.

Di sekolah memang sedang ada ujian akhir semester. Sebagai guru tugasku adalah membuat soal serta mengawasi. Sedangkan Hyunjin tentu saja belajar.

Entahlah, aku sangat sibuk. Sampai aku sedikit lupa bagaimana rasanya berfantasi dengannya. Bagaimana bisa berfantasi, melihatnya saja aku tak pernah. Sejujurnya aku rindu.

Namun hari ini aku pastikan akan bertemu dengannya. Karena apa, hari ini aku bertugas mengawasi kelasnya.

Apakah nanti kami akan canggung sama lain ? Apakah Hyunjin masih mengingatku ? Apakah Hyunjin melupakanku ? Heuhhhh..... Aku selalu sibuk menanyai hatiku sendiri. Padahal sudah jelas jawabannya ada di depan mata.

Aku masuk ke kelas 3-A.

"Selamat pagi semuanya." Aku menyapa seluruh isi kelas dengan suara lantang tak lupa kuselingi senyum hangat.

Aku tak sanggup melihatnya, tapi dia ada di kursi paling belakang urutan paling kiri.

Aku membuka amplop yang sebelumnya masih tersegel. Setelah soalnya terlihat, semua murid tampak begitu antusias.

Tanganku menggapai soal - soal itu. Kemudian aku berjalan ke meja setiap murid untuk membagikan soal.

"Jangan dibuka dulu sebelum ada bel tanda tes dimulai." Tak lupa kuberi peringatan kepada setiap murid seperti biasa.

"Ye, ssaem!"

"Kerjakan dulu yang menurut kalian mudah."

"Menjawab salah akan mendapat poin -1 sementara jika kalian tidak yakin menjawab dan mengosonginya, nilainya akan 0."

"Ssaem, apakah soalnya sulit ?" salah satu murid bertanya.

Aku tersenyum dan menoleh padanya. "Tidak, soalnya seperti latihan biasa." Aigoo dia teman sebangku Hyunjin.

Astaga !!! Cepat - cepat kusingkirkan senyum dari wajahku. Kenapa dia melihatku seperti itu. Akh aku jadi salah tingkah sendiri.

Fyuhhh.... So Jin-ah, tenangkan dirimu. Ingat posisimu sekarang.

Hingga sampailah aku pada mejanya.

Aku hanya tersenyum biasa saat memberi dia dan teman sebangkunya soal.

"Hai ssaem." sapanya, dengan senyum merekah di bibirnya.

Aku sedikit tersentak. Sambil menggigit bibirku, aku berjalan meninggalkannya.

"Kau tidak rindu padaku ? Hmm.. ?"

Kutelan air ludahku susah payah. Ucapannya, ani, pertanyaannya barusan membuatku mau tak mau menatapnya. Ia balas menatapku dengan senyum liciknya. Namun aku segera mengalihkan pandanganku lagi saat kupergoki teman sebangkunya menatap kami penuh curiga.

Itu sama sekali tidak lucu jika satu saja orang -murid ataupun guru maupun petugas di sekolah ini- sampai tau hubungan diantara kami. Maksudku bukan hubungan, tetapi apa yang sudah kami lakukan bersama. Memangnya ada hubungan apa?!-___-

Tak lama setelah aku kembali ke kursiku, bel pun terdengar sangat nyaring.

"Baiklah anak - anak, sebelum mengerjakan mari kita berdoa lebih dulu. Berdoa dimulai."

Aku menatap lurus ke depan saat semua murid mulai mengepalkan kedua tangannya dan memanjatkan doa.

Namun tidak bagi Hyunjin.

Kulihat dia justru asik menatapku sambil memainkan lidahnya membasahi permukaan bibirnya. Err... itu sedikit mengingatkanku pada ciuman kami.

Aisshh apa yang aku pikirkan di saat begini.

HOTTESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang