Vibrator [NC]

51.9K 678 45
                                    

Pagi menjemput. Mengantar sang surya untuk melaksanakn tugasnya. Menyinari bumi ini agar terang, agar mata dapat melihat dengan jelas, agar orang - orang terbangun dari kegelapan malam. Termasuk aku.

"Selamat pagi." ucapnya, seraya mencium bibirku penuh walau cuma sekilas.

Aku bangun. Melepas selimut yang semalaman menemaniku lalu beranjak bangun mengikutinya.

Ya ampun, bagian bawahku masih terasa sakit. Buat berjalan saja perih, padahal sudah pelan. Ini pasti karena semalaman kami terlalu bersemangat. Untuk pria mungkin tidak ada efeknya, tapi bagi wanita terutama wanita yang belum terbiasa sudah pasti ada efek sampingnya.

Fyuhh seharusnya aku menghentikan Hyunjin semalam. Sekarang aku menyesal.

Ekor matanya melirikku, aku tahu.

"Masih sakit ?" tanyanya.

Aku mengangguk.

"Mau kuberi obat ?"

Kunaikkan alisku, tak mengerti. Memang ada obat nyeri setelah bercinta ? Kupikir itu sebuah 'karma'.

"Obat apa ?"

"Obat ajaib. Duduk di sofa, aku segera kembali."

Baiklah, aku menurut saja.

Tadi Hyunjin menyuruhku duduk tapi aku memilih berbaring. Sofa berwarna abu - abu yang terlihat lusuh ini rupanya sangat nyaman. Jadi jangan nilai sesuatu dari luarnya.

Sementara menunggu Hyunjin yang ntah pergi kemana habis dari menaruh segelas air es diatas meja depanku, mataku kembali kugunakan untuk berjelajah. Posisiku sekarang ada di ruang.. emm mungkin ruang tengah ? Mungkin.

Dari sini aku hampir bisa mengarungi pemandangan rumah Hyunjin. Alih - alih tembok, semua lapisan terluar rumah ini terbuat dari kaca. Yang aku yakini jika ada orang lain disini maka mereka akan melihat keadaanku yang menggairahkan. Karena aku sedang telanjang.

Hanya ada lingeri, yang tadinya menangkup tubuhku namun kini sudah tak berbentuk lagi dan melingkar di perutku. Percuma saja kan karena faktanya dada dan juga area intimku terumbar dengan amat jelas.

Kemana Hyunjin ? Kenapa lama sekali. Sudah hampir 10 menit dan dia belum kembali. Kalau begitu aku mau ambil sesuatu dulu. Lipstick!

Jangan tanya kenapa karena benda itu adalah benda favoritku yang menurutku dapat menunjang penampilanku. Tidak lucu kan kalau Hyunjin kehilangan moodnya untuk bercinta denganku hanya karena penampilanku. Kalian harus tau kalau aku punya kulit putih susu. Yang mana bibirku jadi terlihat pucat karenanya.

Sudah selesai.

Aku menatap sofa yang tadi kugunakan untuk berbaring menunggu Hyunjin. Dari atas sini aku tidak bisa menemukan siapapun. Hyunjin belum kembali ya ternyata. Aku harus kembali ke posisiku semula.

Tak lama setelah aku duduk di sofa yang nyaman itu, Hyunjin datang.

Ia yang tadinya cuma pakai celana pendek, kini berganti dengan celana jeans dengan bagian lutut sobek(?). Tapi tetap, dia tak menutupi area atasnya yang penuh akan tanda cintaku.

"Lama sekali." kataku menyambutnya.

"Maaf, aku lupa meletakkannya."

"Meletakkan apa ?"

"Ini."

Hyunjin mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

Benda apa itu ?

Masih tertutup dengan wadahnya. Sudah jelas kalau itu baru.

Dan setelah bungkus benda itu terlepaa, barulah aku sadar dan tau apa maksud dari Hyunjin.

HOTTESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang