HEARTLESS 2

14.1K 564 91
                                    

Ada yang bilang, pelangi akan turun setelah hujan. Kalian tau maksudnya apa ?

Setelah duka, pastilah ada bahagia. Itu bukan sekedar istilah, tapi itu fakta.

Mungkin tidak sekarang pelangi akan muncul, tapi aku yakin suatu hari nanti aku bisa melihatnya.

Ini sudah empat hari sejak aku berhenti bekerja. Mulai sekarang kehidupanku akan berubah 180°.

Sojin yang naif, yang terlalu percaya pada cinta, sudah mati.

Aku telah menjadi diriku yang baru.

Seorang wanita yang kejam.

Karena apa ? Dua hari yang lalu aku pergi ke sebuah klinik. Untuk mengangkat janin tak berdosa yang baru berusia sepuluh hari.

Cap saja aku sebagai wanita yang hina. Aku terima.

Tubuhku kembali. Aku cantik, aku seksi, aku tak punya 'tanggungan' dan aku bebas. Yang tidak kupunya hanya hati.

Kalaupun punya, hatiku sudah menghitam kering dan tak bernyawa.

Semua ini gara - gara pria brengsek itu!

Aku tak akan berhenti menyumpahinya sampai aku bisa membalaskan dendamku.

Mulai detik ini dan seterusnya, aku akan menjalani hidupku sesuai alur yang kutentukan. Bukan Hyunjin atau siapapun juga yang menentukannya.

Saat ini aku sedang ada di rumah. Aku tengah bermain salah satu games yang ada di smartphone ku.

Jangan tanya kemana orang tuaku pergi, sudah pasti mereka sedang sibuk bekerja. Bahkan aku tidak tahu apa mereka sudah tau aku telah menjual apartemenku dan pulang ke rumah.

Ting ting~

Bel pintu berbunyi. Aisss siapa yang bertamu siang bolong begini??

"Astaga, kemana semua pembantu di rumah ini?!" gerutuku seraya membuka pintu.

"Selamat siang."

Ah! Tampannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah! Tampannya... Siapa dia ?

"Siang. Ada yang bisa saya bantu ?"

"Perkenalkan saya Minhyun. Apa tuan Nam ada di rumah ?"

Oh.. dia pasti rekan kerja ayah.
Aku menyambut tangannya dan tersenyum padanya.

"Saya anaknya. Ayah sedang ada di luar kota. Silahkan masuk."

"Ah begitu, baiklah."

Kami pun segera masuk ke dalam.

Pria tampan yang mengaku bernama Minhyun ini duduk sambil sesekali menatapku. Ntah mengapa aku merasakan sesuatu dari sorot matanya.

Aku tak berani membalas sehingga kuputuskan untuk pamit untuk membuatkannya minuman.

"Ahh... Jantungku berdebar."

HOTTESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang