Bali; Beginning

11.5K 391 54
                                    

Sojin memimpin jalan saat mereka bertiga sampai di vila.

Vila memang pilihan yang tepat daripada hotel karena Hyunjin akan menghabiskan beberapa bulan disini.

Walaupun biaya sewa vila ini harganya selangit, tapi itu tak seberapa bagi Minhyun demi kebahagiaan keluarganya.

Toh harta tidak dibawa mati.

Heejin yang cukup kelelahan karena perjalanan tadi langsung bersemangat setelah melihat pantai dari jendela kaca yang ada di kamarnya.

Ia tak henti berdecak kagum atas pemandangan indah tersebut. Melihatnya saja bahkan membuatnya bahagia. Apalagi tinggal lebih lama, ia pasti akan bahagia setiap hari disini.

Disisi lain, Sojin sibuk melihat - lihat isi dapur. Semuanya telah disiapkan dengan baik. Mulai dari alat memasak, alat makan sampai bahan makanan serta makanan jadi pun sudah tersedia.

Sojin juga melihat hutan pinus di sisi kiri vila. Vila ini memang menarik karena punya view yang berbeda dari berbagai sisi, ada pantai dan juga hutan.

Satu lagi, udaranya cukup sejuk untuk daerah Bali. Lihat saja pantai dari sini, teriknya bahkan bisa dirasakan.

Selesai melihat - lihat, ketiga orang tersebut berkumpul di ruang tengah.

"Apa kalian sudah selesai melihat - lihat ?" Sojin memulai.

Heejin dan Hyunjin kompak mengangguk kemudian mereka pun duduk di sofa.

"Dimana aku tidur malam ini ? Kamarnya hanya ada dua."

Sojin tersenyum pahit. Ucapan Heejin itu benar. Jadi sekarang dia harus membuat keputusan.

Kemudian Hyunjin menyeletuk. "Hey! Kau bisa tidur denganku." Tangan Hyunjin bertengger di atas paha Heejin yang terumbar.

Secepatnya Heejin menepisnya dan langsung menjauh dari Hyunjin. Sementara Hyunjin malah cengengesan melihat ekspresi kesal Heejin.

Sojin mengawasi mereka.

"Heejin-ah, bagaimana kalau kita satu kamar ?" Sojin menawarkan diri.

Sejenak Heejin berpikir.

Heejin memang perlu berpikir walau semua orang menebak dia akan menerimanya.

Namun Heejin tetaplah Heejin. Dia tidak mudah akrab dengan orang asing. Terlebih Sojin itu ibu tiri Hyunjin.

Sekarang Hyunjin maupun Sojin sedang berharap untuk dipilih oleh Heejin.

Sojin sangat percaya diri kalau Heejin pasti memilihnya karena mereka sama - sama perempuan. Sedang Hyunjin tak banyak berharap.

Tapi dengan fakta sifat Heejin tersebut, Hyunjin bisa dipilih olehnya.

"Boleh aku bicara sekarang ?"

"Bicara saja, aku tahu jawabanmu." kata Hyunjin dengan santai.

Sojin mengerutkan dahinya. Apa maksudnya?

Heejin menhembuskan napas panjang sebelum menjawab.












"Aku akan tidur dengan Hyunjin. Mian, kuharap Anda tidak kecewa dengan pilihanku."

"NE?!!"

"Aa... kemari, kubawakan kopermu."

Hyunjin langsung menyambar kopernya dan koper Heejin kemudian berlalu meninggalkan dua wanita cantik tersebut.

"Tapi, Heejin-ah.. !!!!" tahan Sojin. Dia tentu cemas akan pilihan Heejin ini.






Sepasang kekasih yang tidur dalam satu kamar ?

HOTTESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang